Bab 42[Pergi]
Happy reading:)
_____________________________________
_______________________
Setelah dihukum berdiri di lapangan upacara, kini Rania tidak mau lagi bertemu dengan Gio. Lelaki itu sudah benar-benar keterlaluan, jika ia ingin bersama Nancy maka seharusnya lepaskan saja Rania. Gadis ini terlalu belia untuk merasakan sakitnya kisah percintaan.
Kini di dalam kelas yang sepi, terdapat tiga gadis cantik tengah mengobrol.
"Ra, lo disini aja. Gue gak mau lo ketemu si brengsek Gio. Bisa-bisanya ngebiarin lo dihukum." ucap Rere penuh dendam. Rania mengangguk.
"Tumben ya, kak Daniel dkk gak jemput ke kelas?"
"Iya juga, tapi gak papalah. Gue lagi males sama mereka, lebih tepatnya karna mereka temen si Gio."
Resya tertawa kecil mendengar ucapan Rere, sedangkan Rania hanya terdiam. Ia masih belum bisa melupakan kejadian pagi tadi.
"Ra, lo kenapa?" tanya Rere yang memang belum mengetahuinya karena Rania tidak berbicara semenjak kembali dari hukuman.
"Aku gak papa."
"Bohong banget, lo dari abis di hukum kagak ngomong-ngomong ke kita."
"Aku cuma capek aja."
"Emang bener-bener ya si Gio. Bukannya bantu Rania biar ga dihukum ini malah gak keliatan tuh anak."
"Rere gak sopan, gak manggil 'kakak' ke kak Gio." tegur Resya.
"Sabodo teuing."
Tiba-tiba dari arah pintu kelas, seorang lelaki tampan dengan raut wajah dingin memasuki kelas X IPS 3 ini. Di tangan lelaki itu terdapat tote bag yang biasa digunakan untuk menenteng makanan.
"Eh kak Juned."
"Ngapain kak?" tanya Rere penasaran.
Tanpa menjawab pertanyaan Rere, Juned dengan tiba-tiba menaruh totebag yang dibawanya tadi ke meja Rania.
"Eh, apa ini kak?" tanya Rania.
"Makan."
"Hah?"
Rere membelalakkan matanya terkejut, begitupun dengan Resya. Sedangkan Rania menatap wajah Juned dengan bingung.
"What?! Seorang cowok dingin tiba-tiba ngasih makan ke cewek?"
"Momen langka, kak Juned peduli sama orang."
Juned menatap datar Rere dan Resya. Ia mendudukkan dirinya di bangku sebelah tempat duduk Rania. Kedua gadis dan satu wanita menatap heran pada Juned.
"Kakak ngapain?" tanya Rere.
"Makan." titah Juned sambil menatap Rania lekat.
Rania yang ditatap seperti itu menjadi salah tingkah dan gugup. "O-oh, oke aku makan. Makasih kak."
Sudah tentu Juned tidak akan membalasnya.
"Banyak banget kak." ujar Rania ketika membuka isi totebag itu.
"Ini semuanya buat Rania kak?"
Juned menjawab pertanyaan Rere dengan anggukan kepala.
"Aku gak bakalan abis kak, boleh ya kita makan bareng-bareng. Sama kakak juga."
"Hm."
"Yey makasih kak." pekik Rere senang. Karena makanannya kelihatan sangat enak.
"Makasih kak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Gio
Romance[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] 18+ [BAGI YANG BELUM CUKUP UMUR MENDING CARI CERITA LAIN DAH JANGAN BACA CERITA INI! Aku udah kasih warning loh ya] Gio Pratama, nama panjangnya dan akrab disapa Gio. Cowok dengan julukan pria tak tersentuh yang begitu...