[38] ⚠️🔞

22.8K 573 48
                                    

Bab 38 [Memaksa]

Happy reading:)

_____________________________________

__________________________

Mobil Gio berhenti di sebuah rumah minimalis. Gio dan Rania keluar dari mobil. Mereka memasuki rumah yang terlihat sangat terawat, tidak terlihat seperti tak berpenghuni.

Gio membuka pintu rumah dengan kunci yang berada di saku kemejanya. Saat sudah masuk, semua lampu sudah menyala dan tidak ada aura seram.

"Baju Lo udah ada semua di lemari." ucap Gio sesaat sebelum berjalan ke arah tangga. Rania mengangguk untuk menjawabnya. Kemudian keduanya berjalan menuju lantai atas.

Rumah ini bertingkat satu, di lantai atas hanya ada satu kamar dan balkon, ruangannya cukup besar. Di lantai bawah terdapat ruang tamu dan ruang dapur. Ruangannya hanya di batasi oleh meja bar untuk makan. Sederhana namun interior rumah ini begitu modern.

"Gue mau mandi." ucap Gio sambil merenggangkan dasinya.

"Ma-mandi disini?" tanya Rania bingung.

"Iya." Gio menatap Rania intens, ia menatap Rania seolah-olah sedang memujanya. Karena sekarang Rania terlihat sangat cantik sekali dengan riasan wajah natural, rambutnya yang di tata rapih dan ia memakai gaun berwarna biru langit yang panjangnya selutut.

"Kakak gak pulang?"

"Gue nginep."

"Tapi kan kakak udah tunangan, katanya kalian satu apartemen."

"Tapi gue mau tidur sama Lo."

"Gak boleh." Rania refleks berteriak. Raut wajah Gio berubah menjadi dingin dan datar.

"Aku malas berdebat." Gio melengos pergi ke kamar mandi.

Rania menatap Gio sendu sirat akan luka. Gio selalu berbuat seenaknya, padahal ia sudah bertunangan.

***

Setelah beberapa menit Gio keluar dari kamar mandi dengan memakai handuk kimono. Gio tidak melihat Rania di kamar ini, alhasil ia keluar kamar.

Saat Gio sudah di ujung tangga ia melihat Rania yang baru saja keluar kamar mandi yang berada di dapur. Sepertinya Rania sehabis mandi, terbukti dari bajunya yang sudah terganti.

"Kamu laper gak?"

"Enggak kak, aku ngantuk."

"Ya udah ayo tidur."

"Di kamar yang sama?"

"Iyalah, cuma satu kamar."

Saat sudah di kamar Rania hanya berdiri di tengah-tengah kamar. Gio sudah duduk di tepi ranjang memerhatikan dirinya yang sedang melihat-lihat kamar.

"Aku tidur di sofa kak."

"Lo gila? Gak!"

"Tapi-"

"Kenapa Lo sekarang jadi pembangkang?" tanya Gio dingin.

"Kakak udah tunangan." jawab Rania dengan nada tinggi. Dan ia sudah menduga bahwa Gio akan marah.

Karena pria itu orang yang temperamental, jadi Rania harus selalu hati-hati dan tidak mencari masalah dengan Gio. Namun kali ini Rania akan mengambil resikonya karena berbicara seperti membentak.

"Rania, kemari."

Suara Gio terdengar tidak bisa dibantah apalagi dengan wajahnya yang menahan amarah, menatap dingin serta tajam ke wajah Rania.

Possessive GioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang