Bab 20[Flashback]
Happy reading:)
_____________________________________
__________________________
"Siapa yang nyuruh Lo pergi dari hidup gue?"Rania mendongak untuk menatap orang yang bertanya kepadanya dengan nada dingin itu. Rania membalas menatap dengan pandangan datar namun tatapan kesedihan tersirat jelas di bola mata kecoklatan itu.
"Kata kakak, aku cuma jadi pelampiasan kakak doang."
"Dan kamu percaya?" tanya Gio dingin, ia mulai melangkah mendekati Rania.
"Iyalah."
Rania memalingkan wajahnya saat Gio mendekatkan wajahnya kepada dirinya dengan mimik wajah datar dan dingin membuat Rania sedikit takut. Raut wajah yang beberapa hari ini menghilang kini datang kembali.
"Stupid." bisik Gio di telinga Rania setelah itu ia kecup mesra. Kedua tangannya melilit di pinggang Rania.
"Kamu pikir semua sentuhanku tidak ada artinya, hm?" bisik Gio serak basah. Rania masih tetap menolehkan kepalanya, tak ingin menatap Gio karena itu akan membuatnya sedih entah kenapa.
"Kamu tidak bisa mengartikan semua yang aku lakukan?" tanya Gio lagi sembari berbisik, kali ini lebih menuntut kontras dengan nadanya yang tajam.
"Aku sudah cukup bersabar, namun kali ini aku menyerah. Aku tak bisa menahan diri lagi."
Gio menarik pergelangan tangan Rania, membawanya mengikuti langkah lebarnya. Rania hanya diam ketika Gio membawanya keluar dari taman belakang mansion.
Mereka memasuki gerbang yang berada tepat di sebelah gerbang menuju taman belakang tadi. Pintu gerbang dibuka oleh seorang bodyguard yang memang menjaga pintu gerbang tersebut. Tanpa mengucap terima kasih, Gio kembali menarik Rania dengan langkah panjangnya yang membuat Rania terkadang tersandung kakinya sendiri.
"Kak, pelan-pelan." pekik Rania pelan namun Gio tak menggubris.
Rania ikut berhenti ketika Gio menghentikan langkahnya. Ia menatap sekeliling, ini tempat dimana ia pertama kali masuk ke dalam mansion ini. Ketika itu, saat Gio menyuruhnya untuk tinggal bersamanya, dan diterima olehnya dengan penuh keraguan. Namun ia tidak bisa berbuat apa-apa ketika ibu panti menyuruhnya agar mengikuti perintah Gio.
Rania masih ingat, walaupun ini sudah berjalan beberapa bulan lamanya. Saat mereka pulang dari panti, Gio langsung membawanya ke tempat ini, tempat dimana sebuah gazebo berdiri kokoh di antara tanaman bunga yang sengaja di tanam sebanyak-banyaknya disini. Maklum saja karena memang tempat ini disebut taman bunga pribadi kakak kelasnya itu. Seorang maid yang memberi tahunya.
"Dulu saat aku berumur delapan tahun, aku sangat menyukai menanam sesuatu."
Rania menoleh ketika Gio berbicara. Gio kembali berjalan dan berdiri di tengah-tengah jalanan setapak yang melewati tanaman bunga cantik ini. Rania mengikutinya lalu berdiri disampingnya.
"Aku mulai tertarik bertani saat pembantu pribadiku mengajakku bertani."
"Tapi bukan itu yang ingin aku ceritakan. Aku akan menceritakan bagaimana aku bisa bertemu dengannya. Seorang gadis kecil cantik, bertubuh mungil, berambut pendek seperti rambut Marsya and the bear, dan bergigi ompong."
Gio menghela napas, lalu menoleh menatap Rania yang menatap tanaman bunga itu dengan pandangan tak berartikan, terdapat sejuta ekspresi menjadi satu dalam wajah gadisnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Gio
Romance[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] 18+ [BAGI YANG BELUM CUKUP UMUR MENDING CARI CERITA LAIN DAH JANGAN BACA CERITA INI! Aku udah kasih warning loh ya] Gio Pratama, nama panjangnya dan akrab disapa Gio. Cowok dengan julukan pria tak tersentuh yang begitu...