Bab 41 [Dihukum]
Happy reading:)
_____________________________________
_______________________
Brak
Seorang gadis didorong masuk ke dalam mobil dengan tak berperasaan oleh seorang lelaki remaja. Ia tidak merasa bersalah sama sekali setelah membuat Rania terantuk jendela mobil. Gio dengan santainya langsung duduk di samping Rania yang tengah meringis.
Mobil mulai melaju meninggalkan sekolah. Di dalam mobil itu hanya diisi keheningan, mereka berdua sama-sama terdiam. Rania yang hanya melamun menatap ke jendela, dan Gio yang diam menatap lurus ke depan.
Beberapa menit berlalu dalam keheningan. Tiba-tiba Rania merasa sebuah hembusan napas menerpa tengkuk lehernya.
"Kakak, jangan sentuh aku!" sentak Rania.
Gio yang sedang mengecup leher Rania terhenti. Ia mengangkat kepalanya dari leher Rania. Dilihatnya wajah Rania dari samping.
"Udah berani ya sekarang?" tanyanya dingin.
"Iya! Aku gak mau disentuh kakak. Lagian kakak udah tunangan, jadi gak boleh sentuh-sentuh cewek lain."
"Persetan dengan itu semua. Walaupun aku sudah bertunangan, kamu harus tetap menjadi milikku. So, jangan pernah memberontak." ucap Gio dengan suara pelan di akhir kalimat.
Setelah itu hanya terdengar suara jeritan Rania yang berteriak kesakitan karena lehernya digigit oleh Gio. Dadanya pun tak luput dari tangan Gio. Diremasnya dada itu dengan kencang, tanpa peduli dengan Rania yang kesakitan.
Rania harus menahan desahan dan rasa malu dengan supir Gio. Ia begitu tersiksa disepanjang perjalanan pulang.
"Gue gak suka lo deket-deket Jeffrey." ucap Gio setelah sedikit puas melahap.leher Rania.
"Maksud kakak, kak Juned?"
"Hm."
Hembusan napas Gio mengenai sisi kepala Rania yang membuatnya geli. Posisinya sekarang adalah Rania sedang berada di pangkuan Gio dengan posisi seolah-olah Gio adalah kursi.
"Kenapa? Itu kan hak aku buat deket sama siapa aja." Rania masih berbicara dengan nada ketus.
"Terkecuali untuk Jeffrey, dan laki-laki lain. Kamu tidak boleh berinteraksi dengan mereka."
"Kak Gio gak berhak ngatur-ngatur aku.' ucap Rania dengan nada tinggi.
"Mulai berani ya lo sekarang?" suara Gio terdengar menahan amarah.
"Aaakkh." teriak Rania ketika Gio meremas kedua payudaranya dengan kencang. Ditambah dengan mulutnya yang menjilati leher Rania.
"Kakak berhenti," tangan Rania mencoba menghentikan tangan Gio.
"Hukuman."
"Mmmh."
Rania langsung menutup mulutnya ketika ia mengeluarkan suara yang tidak boleh seharusnya ia keluarkan. Rania malu sekali dengan supir Gio, ia tidak ingin ada yang mendengar suara desahannya selain... Gio.
"Tenang saja, supirku tidak akan mendengar suaramu. Karena ia tuli."
Rania melotot mendengarnya. Ketika ingin berbicara tiba-tiba Gio merubah tenpo remasan tangannya menjadi lebih lembut. Alhasil yang keluar dari mulutnya adalah desahan.
"Aaah."
***
Di sebuah rumah minimalis bertingkat satu yang begitu megah diantara rumah-rumah lainnya. Di dalam kamar bernuansa maskulin terdapat seorang gadis sedang memeluk seorang laki-laki di tempat tidur. Posisinya adalah, laki-laki itu sedang berbaring di atas gadis itu yang tengah duduk bersandar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Gio
Romance[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] 18+ [BAGI YANG BELUM CUKUP UMUR MENDING CARI CERITA LAIN DAH JANGAN BACA CERITA INI! Aku udah kasih warning loh ya] Gio Pratama, nama panjangnya dan akrab disapa Gio. Cowok dengan julukan pria tak tersentuh yang begitu...