[28]⚠️🔞

31.9K 828 73
                                    

Bab 28[Gio imut Pratama]

Happy reading:)

_____________________________________

_______________________

Rania dan Gio kembali ke rumah setelah menjalankan tugasnya sebagai pelajar, yaitu sekolah. Kini waktu menunjukkan pukul 15:20 WIB dimana langit mulai tampak redup.

Rania mandi terlebih dahulu sebelum memulai aktivitas yang lain. Sedangkan Gio langsung pergi menuju ruangan pribadinya. Rania tak pernah masuk kesana, lagipula itu hanya membuang waktu. Rania melihat sendiri, Gio akan keluar dari ruangan itu dalam jangka waktu yang lama.

Rania keluar dari kamar mandi dengan wajah segar dan rambut yang basah menetes tatkala ia berjalan ke arah cermin rias. Ia mengeringkan rambutnya menggunakan hair dryer. Sangking fokusnya Rania tak mendengar suara langkah kaki yang mendekat. Kepalanya pun menunduk tak melihat sesosok pria tampan berjalan di belakangnya.

"Eh," pekik Rania kaget karena tiba-tiba dipeluk oleh seseorang.

Rania mengernyit heran melihat rambut Gio yang basah, "Kok rambut kakak basah? Kakak abis mandi?"

"Iya," jawab Gio acuh. Cowok itu tengah menciumi leher dan tengkuk Rania.

"Kok bisa?"

"Di ruanganku ada kamar mandinya."

"Oh," Rania mengeringkan rambutnya kembali disaat tadi berhenti hanya untuk bertanya.

*Wangi banget lehernya," gumam Gio. Ia menghirup rakus aroma yang dikeluarkan dari leher Rania. Bibirnya tak henti-hentinya menciumi leher tersebut.

"Kakak juga wangi."

Gio tak menggubris pujian Rania. Ia tetap fokus mengecup leher Rania dan menggigit-gigit kecil. Karena tak tahan dengan harumnya, Gio menghisap leher Rania. Dalam kegiatan  menghisap itu ia menjilati leher Rania juga.

"Aduh, kakak sakit tau."

Rintihan Rania tak digubris oleh Gio yang kini semakin menghisap kuat. Kemudian ia melepaskan hisapannya, lalu kembali menggigit leher Rania di beberapa centimeter dari tanda merah yang dibuatnya tadi. Kemudian Gio menghisap leher itu. Ia melakukan hal yang sama seperti tadi.

"Kak, aku keringin sini rambutnya. Udah kak jangan di hisep terus lehernya."

Gio mengehentikan kegiatannya dan mengangkat wajahnya. Ia melepaskan rengkuhannya lalu menarik kursi untuk ia duduki, memang sedari tadi mereka berdiri. Gio duduk menghadap Rania yang berdiri.

"Keringin."

Rania mengangguk lalu mulai mengeringkan rambut Gio dengan hair dryer sama seperti yang dia lakukan tadi. Gio duduk anteng sembari menatap wajah Rania dengan tatapan polos yang tidak dibuat-buat. Tatapan itu asli.

"Emh kak geli," ucap Rania gugup, pasalnya Gio memasukkan kepalanya ke dalam baju corp yang di pakainya. Laki-laki itu menciumi perutnya, sesekali menjilatinya.

"Mau nen," pinta Gio yang kini mendongak menatap Rania dengan puppy eyes.

"Kakak kenapa sih mau nen terus?"

"Karna enyak!" jawab Gio semangat dengan suara anak kecil yang dibuat-buat menjadi imut. Bukannya imut, tapi sangat imut!

"Cepetan, Iaaa!"

"Sabar," ujar Rania pelan dengan sabar. Ia menaruh hair dryer itu di meja. Kemudian ia berjalan ke kasur yang sudah ada Gio. Cowok itu terbaring telentang menunggunya. Rania berbaring di samping Gio, baru saja ia menurunkan tali tanktop, tangannya dihentikan oleh Gio.

Possessive GioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang