Bab 10[Manusia tak punya hati]
Happy reading:)
______________________________________
__________________________
Di malam hari pada pukul 19:00 WIB, dalam ruangan serba putih ini terdapat seorang gadis malang terbaring lemah dengan tubuh di penuhi selang yang membantunya pulih. Di ranjang berwarna putih khas rumah sakit itu, Rania tengah berjuang untuk kembali ke dunia ini.Gio, sang pelaku dari kecelakaan mengenaskan kemarin masih bisa bersantai meminum wine di jendela kamar VIP ini. Di kedua belah jarinya terselip sebatang rokok, mata hitam legam milik Gio menatap dengan pandangan yang sulit diartikan ke arah ranjang yang terdapat gadisnya itu.
Flashback on
Gio membawa tubuh Rania yang bersimpuh darah dalam gendongannya dengan berjalan santai seakan Rania sedang baik-baik saja. Bukannya cepat-cepat dibawa ke UGD tapi Gio malah bermain-main dengan nyawa seseorang, apalagi itu gadisnya. Entah setan apa yang sudah merasuki Gio.
Semua suster maupun dokter bahkan OB/OG disini yang berlalu-lalang menunduk sopan ketika pemilik rumah sakit ini datang, yakni Gio. Yap, rumah sakit ini memang milik keluarga Gio yang ditangani sendiri oleh remaja berumur 18 tahun itu.
Sesampainya di ruang VIP Gio langsung meletakkan tubuh Rania di kasur berwarna putih khas rumah sakit. Dokter kepercayaan keluarga Pratama sudah berada di ruangan ini sedari tadi sebelum anak bosnya datang ke sini.
"Tangani gadisku," ucap Gio dingin.
"Baik tuan."
Gio berjalan menuju sofa yang berada di ruangan ini. Seharusnya seseorang tidak boleh berada di dalam ruangan ini, tapi tidak dengan Gio. Dari sekian banyaknya suster di ruangan ini tidak ada yang berani menyuruhnya keluar ruangan.
Beberapa jam berlalu, dan selama itulah Gio hanya duduk merenung. Ia duduk terdiam dan hanya menatap objek di depan dengan pandangan kosong tak bisa diartikan. Tanpa disadari dokter Raka sudah selesai menangani gadis tuannya. Ia menghela napas sejenak sebelum berjalan menuju Gio.
Guo mendongak menatap dingin pada dokter Raka, "Langsung saja beri tahu keadaannya."
"Sebelumnya saya mohon maaf tuan. Luka di kening Nona Rania sedikit parah karena tidak cepat-cepat ditangani hingga membuat lukanya sedikit infeksi. Sehingga Nona Rania harus selalu memakai perban di kepalanya sampai sembuh. Nona Rania mengalami benturan keras di bagian belakang kepalanya, itu akan memberikan efek sakit luar biasa ketika ia sadar nanti. Tapi tenang Tuan, Nona Rania baik-baik saja, ia tidak mengalami hilang ingatan." Dokter Raka menjelaskan dengan jelas karena dia tau seorang Gio Pratama tak suka bertele-tele.
Gio mendengarkannya dengan ekspresi rumit. Siapapun tidak akan tau apa isi pikirannya. Rania adalah gadisnya, miliknya, dunianya, namun ia tak merasa bersalah. Bahkan tidak menunjukkan ekspresi apapun ketika mengetahui keadaan gadis yang dicintainya itu. Entahlah Gio memang aneh.
"Wajah Nona Rania terdapat beberapa luka Karena pecahan kaca mobil tuan, tapi tidak parah. Kaki kiri Nona Rania mengalami patah tulang Tuan," lanjut Dokter Raka dengan takut-takut.
Luka itu tak seberapa. Jika orang mengalami kecelakaan tragis seperti itu mungkin tidak akan selamat atau paling tidak mereka mengalami luka yang parah. Tapi tidak dengan Rania, ia hanya mengalami luka ringan saja, Rania tidak mengalami luka yang serius. Mungkin gadis ini adalah orang yang baik sehingga Tuhan memberikan keselamatan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Gio
Romance[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] 18+ [BAGI YANG BELUM CUKUP UMUR MENDING CARI CERITA LAIN DAH JANGAN BACA CERITA INI! Aku udah kasih warning loh ya] Gio Pratama, nama panjangnya dan akrab disapa Gio. Cowok dengan julukan pria tak tersentuh yang begitu...