[23]⚠️🔞

36K 794 10
                                    

Bab 23[MANDIIN!]

Warning! Ada adegan dewasa lagi!!
Bacanya pas udah buka puasa ya!! Jangan nakal!
Dosa ditanggung sendiri²🗿

Happy reading:)

_____________________________________

__________________________

Suara alarm dari jam weker terdengar memekakkan telinga. Tidur Rania terusik mendengarnya, ia menggeliat pelan. Rania ingin menggerakkan tangannya untuk melakukan pergerangan namun tertahan oleh kepala Gio.

Rania menunduk dan melihat Gio masih menyusu padanya, Gio tidak menghisapnya melainkan di diamkan saja dalam mulutnya seperti empeng. Rania mematikan alarm yang berada di nakas dengan tangannya.

"Kak bangun," ucap Rania pelan sambil menyentuh pipi Gio. Tak ada pergerakan dari bayi Dugong ini.

Sekali lagi, Rania membangunkan Gio. Kali ini mencubit pipi tirus itu. "Kakak bangun, udah pagi."

Gio terusik , ia menggeliat pelan. Matanya terbuka sayu lalu mendongak menatap Rania seperti menatap ibu. Rania tersenyum padanya dan mengelus pipi Gio, gemas. Namun tiba-tiba Gio terisak.

Plop

"Hiks gak mau bangun. Hiks Iaaa ngantuk, huhuhu."

Rania terkekeh lucu menatap Gio yang menangis tergugu dengan mengusak manja ke dadanya. "Kakak harus bangun, sekolah."

Rania mendorong pelan bahu Gio agar tidak menempel di dadanya. Namun itu hanya membuat Gio menangis kencang.

"Hiks gak mau, Ia! Aku ngantuk huaaa hiks."

Gio menggerakkan tubuhnya sendiri dengan kesal, seperti seorang anak yang tidak dibelikan mainan. Rania menghela napas lelah. Tanpa bicara ia memasukkan kedua payudaranya ke dalam bra.

"Terserah, aku mau mandi!" ucap Rania ketus. Ia turun dari kasur.

"Huaa Ia jangan hiks Iaaa."

Dengan gerakan cepat Gio turun dari kasur dan berlari memeluk Rania dari belakang. Gio menangis kencang di tengkuk leher Rania.

"Ia pusing hiks," adu Gio.

"Lagian langsung bangun, gimana gak pusing."

Gio terisak-isak di belakang sana. Rania membalikkan tubuhnya dan langsung di sambut pelukan Gio kembali di dadanya. Kasihan sekali, Gio harus membungkuk penuh pada Rania sangking pendeknya tubuh Rania.

"Mandi kak biar gak pusing," titah Rania lembut sembari mengelus rambut Gio lembut.

"Mandiin," Gio mendongak lucu.

"Gak."

"Aaaaa Iaa ayuk mandi berduaaa," rengek Gio.

"Kak, jangan aneh-aneh! Sana mandi!"

"Gak mau hiks!" teriak Gio.

"Kak, gak usah bandel deh. Udah jam berapa ini."

"Iiih." Gio merengut kesal.

Possessive GioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang