Bab 18[Bayi Dugong]
Happy reading:)
_____________________________________
__________________________
Rania baru saja selesai mandi dan kini ia tengah berada walk in closet. Sebuah kaus berlengan panjang berwarna putih dan celana jeans panjang melekat di tubuhnya. Ia tengah menyisir rambutnya di cermin kamar mandi. Setelah rambut sebahu Rania sudah rapih ia segera keluar.
Rania berjalan dengan perlahan sambil berjinjit, sengaja agar tidak mengganggu tidur Gio yang begitu pulas. Rania menutup pintu sepelan mungkin, ia bernapas lega ketika sudah menutupnya tanpa suara keributan.
Rania menuruni anak tangga menuju lantai bawah, namun di pertengahan jalan ia bertemu maid bernama Caca. Gadis dewasa itu tersenyum sopan kearahnya.
"Rania, teman-temannya tuan Gio berada di bawah."
Caca memang tidak diperbolehkan memanggil Rania dengan sebutan 'nona' karena ditentang keras oleh Rania. Lagipula Gio tidak mempermasalahkannya. Karena bagaimanapun juga Caca lebih tua dari Rania.
"Oke makasih kak informasinya. Ayo turun bareng." Rania berbicara riang, gadis itu mengapit lengan Caca dan berjalan beriringan.
"Saya pamit undur diri ke dapur ya, Ra." pamit Caca ketika sudah berada dekat dengan ruang tamu. Rania mengangguk lalu berjalan kembali.
"Wih nyonya rumah dateng."
Suara Daniel membuat Rania mengerutkan keningnya. 'nyonya rumah? Ini kan rumahnya kak Gio.' batinnya.
Di ruang tamu teman-teman Gio dan teman-temannya menduduki sofa yang tersedia. Rania pikir, mungkin mereka sudah terbiasa ke rumah Gio, oleh karena itu mereka langsung duduk di sofa seakan rumah sendiri, kecuali teman-teman Rania.
"Lama banget sih Ra, kita udah nunggu dari tadi lho." ujar Rere ketika Rania duduk di sofa sebelahnya.
"Aku tadi mandi dulu, aku juga gak tau ternyata kalian udah dateng.*
"Gio mana?" tanya Draka.
"Kak Gio lagi tidur."
"Hah?" pekik Draka dan Daniel, mereka memasang wajah terkejut. Mulut mereka menganga saking terkejutnya. Membuat para perempuan yang ada disini sama-sama terkejut namun berbeda versi.
"Kenapa?" tanya Rania.
"Lo yang bener aja? Gio tidur siang?" tanya Draka ngegas.
"Seorang Gio Pratama tidur di siang hari?" tanya Daniel tak percaya.
"Emang ngapa sih?" heran Rere. Ia juga membantu Rania menjawab karena gadis itu tengah kebingungan.
"Gio gak pernah tidur siang anjir.*
"Tidur siang kagak ada di kamus hidup dia."
"Loh berarti ini pertama kalinya kak Gio tidur siang?" tanya Rere lagi.
Seakan mempunyai firasat yang sama. Rere, Draka dan Daniel menatap Rania berbarengan. Resya yang melihat itu ikut menatap Rania.
Rania terlihat gugup ketika ditatap penuh curiga oleh Rere, dan Draka. Sedangkan Daniel menatapnya dengan raut tak terbaca.
"Kok bisa dia tidur?" tanya Daniel curiga.
"Lo kok bisa bikin dia tidur siang?" tanya Draka.
"Eung, aku sama kak Gio tadi ti-tiduran di kasur. Dan kak Gio tidur.* ucap Rania dengan nada tak beraturan, nada pertama bingung, nada kedua gugup, dan yang terakhir ia berbicara cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Gio
Romance[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] 18+ [BAGI YANG BELUM CUKUP UMUR MENDING CARI CERITA LAIN DAH JANGAN BACA CERITA INI! Aku udah kasih warning loh ya] Gio Pratama, nama panjangnya dan akrab disapa Gio. Cowok dengan julukan pria tak tersentuh yang begitu...