BAB 5 [Jadi kayak jalang?!]
HAPPY READING:)
___________________________________
_______________________
"Aish si Rania kemana dah anying. Udah mau bel gini belom dateng juga tuh anak."
Ucapan yang terdengar seperti gerutuan itu berasal dari mulut seorang gadis yang kini tengah berdiri di depan gerbang salah satu sekolah ter-elit di daerah Jakarta ini.
Gadis itu Rere. Dia tengah menunggu Rania yang belum menapakkan kakinya di sekolah SMA Nusa Bangsa ini.
Neetttt....
"Kannn udah bel!! Ish Rania kemana sih anjir." Rere menghentakkan kakinya dengan kesal.
"Neng, kadieu asup. Enggeus bel atuh neng. Ngapain disitu sini masuk. Mau pak satpam tutup gerbangna." ucap pak satpam yang bertugas di sekolah ini. Ia menghampiri Rere yang masih berada di luar sekolah.
"Tapi pak saya lagi nunggu temen saya, dia belom dateng-dateng pak. Dia juga gak ngabarin saya apa-apa."
"Atuh biarin neng. Mungkin temen eneng lagi sakit atau ijin kitu. Udah-udah sekarang eneng masuk." ucap pak satpam lagi yang kini sedang menarik gerbang hitam nan panjang itu agar menutup.
"Bener juga ya. CK, ya udahlah ke kelas bae." gumam Rere sambil melangkahkan kakinya kedalam gerbang tinggi itu. Dan berjalan ke arah kelasnya berada.
***
Di sebuah taman belakang rumah besar nan megah milik seseorang itu, ada sesosok gadis yang tengah duduk di sebuah bangku di taman tersebut. Taman tersebut sangat indah dengan terdapat sebuah patung berbentuk angsa putih yang posisinya tengah berdiri dengan di kelilingi oleh bunga mawar yang cantik dan bermekaran indah. Bunga-bunga tersebut berwarna-warni dan itu sangat indah dan cantik.
Gadis itu adalah Rania. Ia seperti tengah melamun. Dia sangat serius menatap objek di depannya dengan pandangan kosong. Tanpa menyadari ada sesosok pria yang memakai kaos hitam berlengan pendek dan celana pendek berwarna hitam juga, tengah berjalan mendekat ke arahnya.
"Akh."
Pekikan keras itu berasal dari mulut Rania yang terkejut dikarenakan tiba-tiba ada yang mengangkat tubuhnya dan dia rasa ia tengah berada di pangkuan seseorang dengan posisi mengangkang ke arah tubuh orang yang memangku nya.
"Astaga kak Gio. Kakak bikin aku kaget aja," ujarnya kesal dengan suara pelan. Tetapi ia tidak bisa berbuat lebih dari sekedar protes'an nya. Jika ia memukul ataupun berteriak marah kepada Gio, sudah dipastikan bila ia akan mendapat hukuman 'tangan' dari Gio.
Rania ingin beranjak dari pangkuan Gio tetapi malah di tahan oleh tangan Gio yang melingkar sempurna di sisi pinggangnya.
"Ngapain?"
Rania yang sedari tadi sibuk dengan percobaan untuk terlepas dari kungkungan tangan Gio itupun langsung menatap Gio.
"Emmh, maksudnya?" tanya Rania bingung dengan pertanyaan Gio.
Gio berdecak. "Ck. Lo ngapain di sini, Rania?"
"Ooh, mmm... aku bosen di kamar kak Gio terus," ujar Rania pelan. Gio yang merasa gemas, menciumi kedua pipi Rania mesra. Rania sendiri merasa tak nyaman lalu ia mendorong pelan bahu Gio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Gio
Romance[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] 18+ [BAGI YANG BELUM CUKUP UMUR MENDING CARI CERITA LAIN DAH JANGAN BACA CERITA INI! Aku udah kasih warning loh ya] Gio Pratama, nama panjangnya dan akrab disapa Gio. Cowok dengan julukan pria tak tersentuh yang begitu...