[9]

23.8K 747 6
                                    

BAB 9[kabur yang gagal]

HAPPY READING:)

_____________________________________

_______________________


Gio begitu marah sehingga membuat keributan di suasana pulang kali ini. Ia berjalan dengan begitu cepat dengan wajah mengerikan seakan tak ingin diganggu. Orang yang tidak bersalah ataupun orang yang menghalangi jalannya di dorong keras olehnya.

Mang Maman yang sedang duduk bersantai seketika berdiri tegap ketika anak pemilik sekolah berjalan ke arahnya. Wajahnya tegang, takut melakukan kesalahan sampai-sampai Gio mendatanginya sendiri.

"Kau kenal Rere?" tanya Gio dingin.

"Mamang kenal den," jawab mang Maman.

"Gadisku di bawa pergi olehnya!" sentak Gio, emosi pria ini mudah tersulut.

"I-iya den tadi mamang liat dia naik mobil katanya mau nganterin temennya sakit."

"Mengapa kau membiarkannya tolol?!" bentak Gio.

"Maaf den mamang gak tau itu cewek Aden." ucap Mang Maman memohon.

"Kau tidak boleh bekerja selama seminggu ini!"

Setelah mengatakan itu Gio bergerak pergi diikuti teman-temannya yang sedari tadi bergeming dibelakang tubuhnya. Gio berjalan menuju parkiran khusus dirinya ini. Namun sebelum itu ia menengok ke belakang dengan pandangan dinginnya.

"Katakan dimana rumah Rere?" tanyanya dingin pada Draka yang sama datarnya dengan wajahnya.

"Gue ikut tapi," jawabnya.

Gio tak menjawab, ia membuka pintu mobilnya. Tanpa disuruh Draka memasuki mobil dan duduk di samping kemudi, sedangkan Daniel ia memilih tidak ikut mereka. Karena adiknya butuh kepuasan, ia akan ke club.

***

Sedangkan objek permasalahan terlihat santai bercanda ria dengan sahabatnya di dalam kamar bernuansa dark itu. Mereka menghabiskan waktu dengan menonton Drakor sambil memakan brondong jagung, merias kuku dan berpesta piyama.

"Seru banget, kita gak pernah kayak begini." ujar Rere senang.

"Iyaa seru banget," ujar Rania juga kesenangan. Namun wajah itu sirna dengan wajah penuh kekhawatiran.

"Re aku takut kak Gio marah."

Rere yang sedang merias diri di depan cermin mengehentikan kegiatannya ketika Rania yang berada di pinggir kasurnya bertanya kepadanya dengan nada pelan.

"Gak lah makanya jangan sampe ketauan sama dia kalo Lo di rumah gue," ujar Rere santai yang kini kembali memakaikan skincare di wajah cantiknya.

"Gengnya kak Gio pada tau rumah kamu gak?"

"Engga, kecuali Draka." jawabnya masih tetap santai seolah tak ada beban.

"Eh," kaget Rere ketika menyadari sesuatu.

Rania hampir jantungan ketika melihat Rere tiba-tiba membalikkan tubuhnya di kursinya. Apalagi melihat wajah Rere yang seram sedang melotot kepadanya.

"KENAPA GUE BEGO BANGET?!" teriak Rere.

Rania refleks menutup kedua telinganya, kenapa Rere teriak tiba-tiba. "Kenapa sih Re?"

"Draka bisa-bisa ngasih tau alamat rumah gue ke Gio!!" panik Rere membuat Rania sama paniknya.

"Hah?! Terus gimana ini?"

"Aduh gini nih kalo gada persiapan samsek. Ish gue harus ngomong apa kalo dia ada. Aduh kumaha iyeee," ujar Rere frustasi.

Possessive GioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang