[3]

41.1K 1K 5
                                    

BAB 3 [Wine]

HAPPY READING:)

_____________________________________

_______________________


Rania sedang melamun di pinggiran kasur queen size di kamarnya. Ia memikirkan kembali saat-saat dia bertemu dengan Gio. Dari mulai ciuman itu, hingga pagi ini ia berada di dalam kamar milik pria itu.

Ceklek..

Pintu kamar Rania terbuka, membuat Rania menoleh ke arah pintunya yang menampilkan sosok Gio dan bunda Yemi berada di belakangnya. Alis Rania bertekuk heran menatap Gio yang menghampiri dirinya.

"Kemasi barang-barang mu."

"Hah? Maksudnya?"

Gio berdecak malas. "Mulai sekarang kau akan tinggal bersamaku."

Rania terkejut. Ia pikir dirinya hanya diantar oleh Gio ke Panti dan kembali ke kehidupan nya yang tenang dengan bekerja paruh waktu di toko kelontongan lagi.

"Enggak mau, aku gak mau tinggal sama kak Gio!"

Gio menghela napas jengah. Ia tidak menggubris ucapan itu, Gio malah berbalik dan melenggang pergi. Dia sempat melirik bunda Yemi dengan sinis, bermaksud bahwa bunda Yemi harus membujuk Rania. Bunda Yemi yang melihat tatapan itu, lantas saja ia menghampiri Rania.

"Rania, kamu harus tinggal sama nak Gio ya?" Mohon Bunda Yemi pada Rania yang kini tengah menatap protes kepadanya.

"Kok gitu sih bund? Kenapa aku harus tinggal sama kak Gio?"

Bunda Yemi terdiam. Ia menghela napas berat. "Karena nak Gio ingin kamu tinggal bersamanya, Nia."

"Tapi aku gak mau bunda."

"Kamu harus tinggal sama nak Gio, Nia. Kalau kamu tidak mau tinggal bersama nak Gio, nanti... nanti panti ini akan digusur. Bunda minta kamu nurut ya sama ucapan nak Gio." Jelasnya dengan penuh kebohongan. Ucapannya pun terdengar ragu-ragu tetapi Rania tidak menyadarinya.

Napas Rania tercekat. Matanya berkaca-kaca. Ia terkejut sekaligus enggan untuk tinggal dengan Gio.

"T-tapi bunda, kak Gio suka nyium bibir aku sama suka gigit leher aku, bunda." Ucapnya sembari menunduk.

Mata bunda Yemi terbelalak. Wanita paruh baya itu tak menyangka bahwa Gio melakukan hal seperti itu terhadap Rania. Meskipun berat mengetahui fakta tersebut ia tak boleh egois untuk menahan Rania di panti ini, kalau ia egois mungkin akan lebih buruk dari sekedar itu.

"Rania, kamu tinggal sama nak Gio ya? Demi anak panti disini Nia, bunda mohon." Bunda Yemi mulai menitihkan air matanya.

Rania terdiam bingung. 'Ya Tuhan. Bagaimana ini?' batin nya.

Bibir Rania bergetar seakan enggan untuk mengucapkan suaranya. "Ya-yaudah. Aku mau tinggal sama kak Gio."

Bunda Yemi tersenyum, ia terisak. "Makasih ya Nia. Udah mau berkorban demi panti ini."

Rania menunduk lalu mengangguk. Ia tidak menyadari tatapan bunda Yemi yang menatapnya sendu seakan merasa bersalah.

"Sekarang kamu beresin barang-barang kamu ya, bunda bantuin."

Possessive GioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang