Bab 24[UDAH GEDE MASIH NENEN]
Happy reading:)
_____________________________________
__________________________
Gio sudah siap dengan memakai seragam sekolah lengkap. Ia tengah duduk di sisi ranjang menunggu Rania memakai seragam di walk in closet. Waktu masuk sekolah masih lama jadi mereka bisa berleha-leha terlebih dahulu."Kak Gio..."
Gio mendongak ketika mendengar panggilan namanya dengan suara lirih seperti orang sakit. Ia dapat melihat Rania tengah berdiri di depannya dengan wajah yang pucat membuat raut wajah Gio menjadi panik.
"Kamu kenapa?" tanyanya khawatir.
"Badan aku lemes terus pusing juga." jawab Rania tak berdaya.
Dengan sigap Gio merengkuh tubuh Rania karena gadis itu sangat lemas seperti mayat hidup. "Aku panggilkan Dokter ya."
Rania mengangguk lemah. Kemudian Goo membawanya berbaring di ranjang, setelah itu Gio menelpon seseorang yang diyakini itu adalah Dokter.
"Kenapa kamu bisa sakit tiba-tiba? Tadi biasa aja," tanya Gio setelah mengakhiri sambungan telepon.
"Aku emang udah gak enak badan waktu bangun tidur. Puncaknya pas abis mandi badan aku langsung meriang." jelas Rania. Gio manggut-manggut sambil mengelus rambut Rania lembut.
"Sebentar lagi Dokter datang."
***
Setelah pemeriksaan selesai, Dokter menjelaskan kepada Gio tentang apa yang terjadi pada gadisnya. Rania hanya masuk angin karena terlalu lama mandi, apalagi ia mandi di jam magrib, itu sangat rentan sakit.
Rania hanya butuh banyak istirahat dan meminum obat dengan rutin agar panasnya menurun.
Sudah 3 hari berlalu Rania dirawat namun bukan dirawat di rumah sakit. Melainkan di kamar Gio. Kata Gio, ia tidak ingin Rania di bawa ke rumah sakit karena ia trauma dengan rumah sakit. Selama 3 hari itulah Gio tidak bersekolah. Karena pria itu ingin menjaga gadisnya, tapi alasannya karena dia malas juga.
Rania begitu jenuh berada di kamar Gio sepanjang hari. Apalagi sifat kemesuman Gio tak pernah pudar, malah semakin menjadi-jadi. Padahal Rania sedang sakit tapi cowok itu masih saja bersikap mesum terhadapnya.
Seperti saat ini. Cowok berkulit sedikit hitam itu sedang menghisap puting Rania sambil berbaring nyaman.
Rania begitu heran, pasalnya setiap detik, setiap menit Gio selalu membuka bajunya lalu menyusu layaknya bayi. Rania sudah memberontak sekuat tenaga walaupun tenaganya sangat kecil, namun Gio tetap pada dominannya.
Dimana rasa simpati Gio melhat Rania sedang sakit? Ia malah berbuat mesum padanya.
"Kak, udah."
"Engwak mwau." ujar Gio tidak jelas.
Satu tangan Rania mendorong pelan kepala Gio tapi cowok itu tetap tidak mau melepaskan hisapannya. Rania terdiam ketika Gio menatapnya tajam.
Plop
"Ia, jangan dorong-dorong ihh."
"Iya maaf kak."
Gio kembali memasukkan puting Rania. Pria itu memejamkan matanya karena merasa ngantuk. Tapi beberapa detik kemudian Gio kembali membuka matanya.
Plop
"Ra, elus-elus pe**nis aku."
Rania melotot mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Gio
Romance[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] 18+ [BAGI YANG BELUM CUKUP UMUR MENDING CARI CERITA LAIN DAH JANGAN BACA CERITA INI! Aku udah kasih warning loh ya] Gio Pratama, nama panjangnya dan akrab disapa Gio. Cowok dengan julukan pria tak tersentuh yang begitu...