[8]

23.3K 716 12
                                    

Bab 8[Kabur]

Happy reading:)

______________________________________

___________________________


Rania mengikuti pelajaran dengan serius, berbeda dengan Rere yang kini tengah menelungkupkan kepalanya pada lipatan tangannya di meja.

Rere begitu malas mendengarkan pembahasan tentang masa lalu Indonesia atau yang biasa di sebut pelajaran IPS.

Rere sedari tadi berdecak malas dan tubuh gadis itu tidak bisa diam karena bosan mendengarkan suara Ibu guru di depan sana, suaranya pelan dan lembut sekali membuat Rere merasa di bacakan dongeng pengantar tidur.

"Diem Re," ucap Rania yang melihat sahabatnya memukul-mukul meja. Untungnya mereka menduduki kursi barisan paling belakang dan paling pojok. Sehingga tidak ada yang terganggu dengan tingkah Rere yang berisik.

"Bosen gue Ra, mana ngantuk lagi." keluh Rere.

"Sebentar lagi pulang kok."

"Alah bohong banget, orang masih ada 1 jam lagi. Ck bisa mati kebosanan gue." gerutunya.

"Sttt, ngomongnya jangan keras-keras."

"Bomat."

Rania menggeleng tak habis pikir. Lalu ia memilih mendengarkan kembali penjelasan guru di depan. Walaupun suaranya remang-remang tak bisa di cerna ke kuping, tapi ia tidak mau ketinggalan pelajaran.

"Ra, sekarang aja kuy," ajak Rere tiba-tiba.

Rania langsung menoleh ke arah Rere dengan wajah terkejut. "Eh tapi masih belajar, belom pulang."

"Udah gak papa, daripada nanti ketahuan kak Gio."

"Tapi tas kita gimana?" tanya Rania.

"Nanti gue suruh sopir gue ambil," jawab Rere enteng.

"Emang sekolah masih di buka?" tanya gadis lugu itu membuat Rere geram.

"Ya masih lahh.. udah ih ayok buruan."

"Ayok."

Mereka membereskan alat-alat tulisnya. Sebenarnya hanya Rania, karena Rere tak mengeluarkan apapun. Pulpen pun tidak ia keluarkan.

"Bu!" panggil Rere. Semua murid menatap pada gadis galak itu.

"Iya ada apa?"

"Rania sakit Bu, saya mau bawa dia ke UKS."

Rania tersentak kaget, kenapa Rere harus membawa-bawa namanya ketika harus berbohong seperti itu. Padahal wajahnya terlihat baik-baik saja.

"Benarkah? Rania sakit apa?"

Rania gelagapan ketika di tanya, ia bingung harus jawab apa. Namun kebingungan itu tak berlangsung lama, karena Rere langsung menjawabnya dengan berbohong lihai.

"Dia pusing Bu. Ibu gak liat bibir si Rania pucet?"

Mendengar itu ibu Wini memperhatikan bibir Rania. Memang benar bibir itu sedikit pucat. Rania bingung mendengar pertanyaan Rere, sebab ia rasa bibirnya tidak pucat. Sedangkan sang pembohong merasa tenang, karena ia tahu bibir Rania tak dipoles apa-apa, jadi terlihat pucat.

Possessive GioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang