BAB 4 [GIO BRENGSEK]
HAPPY READING:)
____________________________________
_______________________
Pagi hari telah tiba. Pepohonan dan rerumputan basah ditaburi oleh embun. Burung-burung berkicau indah nan merdu membuat suasana di hari Senin yang biasanya selalu sibuk ini menjadi damai.
Gio sekarang sedang berada di walk in closet yang berada di kamarnya. Ia tengah mengenakan seragam putih abu-abunya untuk sekolah. Setelah selesai dia beranjak keluar. Gio berjalan ke arah ranjang hitamnya, di sana terdapat Rania yang masih tertidur pulas. Cowok itu berdiri di sisi ranjang hitam.
Gio melirik jam waker yang ada di nakas samping kanan ranjangnya, ternyata jam masih menunjukkan pukul 05:42 WIB. Masih pagi memang, tetapi Gio sudah terbiasa bangun pagi-pagi. Bahkan tadi dirinya bangun pada pukul 03:57 WIB pagi.
Gio kemudian beralih mengamati wajah damai Rania. Tiba-tiba saja ada sekelebat ide mesum melintas di otaknya. Ia tersenyum miring.
Gio merangkak ke ranjang hitam itu, dan memposisikan tubuhnya di atas tubuh Rania. Sedetik kemudian dia mencium bertubi-tubi wajah Rania. Ia mengecup dahi, pipi, hidung, bibir dan dagu Rania secara berurutan dengan lembut.
Kemudian Gio mencium bibir Rania dengan lembut. Selembut dekapan mantan.
Dilumatnya penuh nafsu bibir tipis ini. Menggigit bibir bawah Rania lalu menghisapnya lembut dan tak terlalu kuat.
"Mmmh." Tidur Rania terusik tapi gadis ini masih tetap terlelap.
Gio memiringkan kepalanya sedikit agar lebih leluasa melumat bibir berwarna pink alami itu. Bibirnya terus melumat bibir Rania dengan lembut, menggigit bibir manis ini, kemudian menghisapnya.
Kemudian bibir Gio beralih ke leher kanan Rania. Dia mengecup leher itu kemudian dia menggigit lalu menghisapnya. Kemudian bibirnya menciumi leher putih nan harum ini membuat tubuh Rania sedikit bergerak karena kegelian.
"Engh.."
Tiba-tiba hisapan Gio berubah menjadi ganas. Dia menciumi leher itu dengan bertubi-tubi dan menggigitnya dengan keras sampai ada bercak darah sedikit. Gio mengangkat wajahnya sedikit dari leher Rania. Dia tersenyum tipis melihat bercak darah itu, tak ada rasa bersalah sedikitpun dalam dirinya. Ia justru senang.
Bagi Gio semua yang ada ditubuh Rania adalah candu baginya. Bahkan bagian dalamnya sekalipun. Dia sangat suka mencium dan menghisap bibir, leher dan dada Rania. Jadi, jangan heran bila Gio suka sekali menyambar dan mencium bagian itu, ataupun menghisap bagian tersebut
Gio kemudian mendekatkan wajahnya ke telinga Rania. Ia menjilat telinga itu lalu mengulumnya.
"Bangun sayang." Gio berbisik pelan. Kemudian ia mencium lembut telinga Rania.
Gio mencium kembali leher Rania, tetapi di sebelah kirinya. Dia mencium leher itu dan menggigitnya, dan dia menghisap kuat leher tersebut. Terus-menerus seperti itu, hingga 10 menit.
Tidur Rania terusik, ia membuka matanya perlahan. Ketika matanya sudah terbuka lebar, betapa terkejutnya ia ketika mendapati Gio diatasnya.
Dia meringis pelan ketika ada yang menghisap lehernya. Dan ternyata lehernya sedang di hisap oleh Gio. Mata Rania membola, dia mendorong tubuh Gio menjauh darinya dengan sekuat tenaganya.
Tetapi lagi-lagi tidak bisa. Ingin rasanya Rania mempunyai tubuh yang kekar seperti Gio. Agar ia bisa melawan Gio atupun mendorong Gio ketika dia menciumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Gio
Romance[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] 18+ [BAGI YANG BELUM CUKUP UMUR MENDING CARI CERITA LAIN DAH JANGAN BACA CERITA INI! Aku udah kasih warning loh ya] Gio Pratama, nama panjangnya dan akrab disapa Gio. Cowok dengan julukan pria tak tersentuh yang begitu...