[40]

13K 389 55
                                    

Bab 40 [Pasrah?]

Happy reading

_____________________________________

__________________________

"Kakak enggak ke kelas?"

Pertanyaan dari mulut mungil berbibir tipis nan indah dengan warnanya yang pink alami. Orang yang memilikinya bernama Rania, ia bertanya kepada Juned yang masih berada di sofa UKS sembari memainkan ponsel.

"Jagain lo." jawab Juned singkat tanpa menatap Rania.

"Enggak usah kak. kakak ke kelas aja, nanti kamu di alpain cuma gara-gara jagain aku." tolak Rania halus. Namun Juned tidak mendengarkannya.

"Hmm terserah deh."

Bermenit-menit berlalu hanya diisi oleh keheningan. Mereka sama-sama sibuk dengan dunianya masing-masing. Rania menghela napasnya kasar, ia merasa bosan sekali. Dirinya ingin bermain handphone namun benda pipih itu berada di dalam tasnya yang berada di kelas.

Rania terkejut ketika menengok ke sampingnya, ia melihat Juned yang duduk di kursi pinggir brankar dengan raut wajah khasnya.

"Mau makan?" tanya Juned tanpa nada bertanya, untung saja Rania mengerti.

"Enggak kak, aku gak laper."

Setelah itu hening, tak ada percakapan apapun. Rania merasa canggung sekali, karena ini baru pertama kali ia berinteraksi dengan Juned. Biasanya cowok itu tidak peduli akan keberadaannya walaupun ia berada di depan ataupun disampingnya.

"Minum." ucap Juned tiba-tiba.

"Hah? kakak mau minum?" tanya Rania bingung.

"Lo." ucap Juned dingin.

"Ohh, enggak kak aku gak haus."

Rania sudah duga, pasti akan kembali hening. Jadi entah angin darimana, ia memberanikan diri membuka topik.

"Anyway, aku boleh nanya sesuatu gak?" tanya Rania yang dibalas anggukan oleh Juned.

"Kenapa kakak namanya Juned? Sumpah kakak jangan kesinggung yaa, aku heran kakak mukanya gak kayak orang Sunda. Bahkan kayak orang Korea campur Amerika gitu tapi kenapa orang tua kakak ngasih nama kayak odang desa gitu?" Rania tak bermaksud apa-apa, ia hanya penasaran.

"Nama gue, Jeffrey Kim."

"Hah? Kakak gak bohong kan? Namanya campuran Korea sama Amerika. Kakak gak halu kan?" Rania tak percaya. Juned hanya menatapnya datar seolah-olah tak peduli.

"Terus kenapa kakak di sebut Juned? Aku penasaran."

"Lo gak perlu tau."

"Oke oke, maaf kak mungkin itu privasi. Tapi emang bener kakak miskin?"

Juned hanya mengangguk, ia malas berbicara. Toh Rania bukan siapa-siapanya yang perlu tahu siapa dirinya sebenarnya. Hanya Gio saja yang berhak tahu.

***

Rania diperbolehkan kembali ke kelas setelah merasa baikan. sedari ia dibawa ke UKS hingga jam istirahat kedua, Rania sama sekali tidak melihat Gio. Rania sudah bertanya kepada Rere tapi gadis itu malah memarahinya.

"Ngapain sih nanyain dia? Jelas-jelas dia aja gak peduli sama Lo. Tau gak pas Lo pingsan, dia sama sekali ga bantuin Lo, malah berduaan sama Nancy."

Perkataan Rere jelas membuat Rania kembali bersedih. Tapi ia tidak menunjukkannya di depan Rere. Di mulai saat itu Rania berusaha tidak peduli lagi dengan Gio. Ia menekankan dirinya bahwa ia tidak boleh memikirkannya lagi.

Possessive GioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang