[12]⚠️🔞

46K 761 24
                                    

BAB 12[HAMPIR]

HAPPY READING:)

______________________________________

________________________

Sudah satu bulan berlalu sejak tragedi mengerikan itu. Kini Rania sudah sembuh total, ia sedang berada di balkon kamar Gio pada malam bercuaca dingin ini, gadis itu berdiri di pembatas balkon. Rania menatap bangunan-bangunan yang tampak sangat indah dengan lampu yang meneranginya di depan matanya.

Rania menekadkan dirinya bahwa sampai kapanpun ia tak akan pernah mau kabur lagi dari Gio. Karena jika dipikir-pikir selama ini Gio memfasilitasi semua kebutuhan psikisnya dengan baik. Ia tak mengalami kelaparan semenjak tinggal disini.

Tiba-tiba sebuah tangan kekar melingkar di perutnya, dan bahunya terasa seperti ada beban berat. Sudah dipastikan bahwa tangan dan beban berat itu adalah pelukan dari seseorang.

"Sedang apa kamu disini, hm? Udaranya sangat dingin. Tidak baik berada disini," sebuah suara berat mengalun indah di telinga kanan Rania. Sedetik setelah suara itu terdengar, Rania merasa telinganya dikulum oleh sesuatu yang hangat dan basah membuat matanya memejam.

Seseorang yang memeluk tubuh Rania adalah Gio yang kini tengah mempererat pelukannya dan mencium mesra pipi gembul Rania.

Tubuh Rania menegang dan meremang, ia menggeliatkan badannya untuk melepas pelukan Gio, tetapi sangat percuma. Bayangkan saja, tubuh Rania yang sangat kecil, mungil dan kurus ini bersanding dengan tubuh besar nan kekar milik Gio. Tinggi badan mereka sangat jauh perbandingannya. Rania yang hanya 155 cm terlihat sangat pendek dibandingkan dengan Gio yang mempunyai tinggi 181 cm.

"Mmm, aku cuma mau liat kota kak." ucap Rania dengan pelan. Sepertinya Gio dimata Rania adalah seekor singa yang sangat ganas. Bagaimana tidak? Ia selalu ketakutan setiap berada di dekat Gio.

Gio menghela napas. ia mengecup pipi Rania brutal. Ciumannya berpindah pada telinga Rania, bibirnya mengulum daun telinga Rania, lalu menggigit-gigit kecil daun telinga itu membuat bulu kuduk Rania berdiri.

Tepat saat bibirnya sudah berada di leher Rania. Tiba-tiba Rania membalikkan tubuhnya dengan menundukkan kepalanya sedikit. Gio menghela napas, ia menegakkan tubuhnya.

"Kakak vampir ya? Kakak suka banget sih gigit leher aku. Nanti kalo aku jadi vampir gimana? Nanti aku minum darah dong." Rania bergidik ngeri ketika ia membayangkan kalau saja ia menjadi vampir.

Gio tertawa kecil. "Kakak bukan vampir. Tapi kakak serigala."

Tepat saat ia selesai mengatakan itu, ia mengangkat tubuh Rania yang menegang itu ke dalam gendongan koalanya. Membuat Rania terpekik dan dengan refleks ia mengalungkan kedua tangannya di bahu Gio.

"Iihhh turunin aku! Aku gak mau deket-deket kakak. Kak Gio 'kan manusia serigala. Nanti aku dimakan sama kakak hiks." Rania terisak karena dia sekarang sangat takut dengan Gio. Ia memukul bertubi-tubi bahu tegap milik Gio.

Gio tertawa keras. Itu membuat Rania berhenti memberontak, ia terpaku. Gio sangat tampan sekarang. Seseorang yang sangat dia takuti, seseorang yang arogan dan kasar saat ini tengah tertawa lepas.

"Gue gak bakal makan lo sekarang. Tapi nanti kalau kita udah nikah." Gio berbisik sensual di akhir kalimatnya. Bibirnya tersungging senyum miring.

Possessive GioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang