Bab 11[punishment]
Happy reading:)
______________________________________
___________________________
Sudah 5 hari berlalu dan Rania masih berada di rumah sakit. Rania begitu jenuh berada di ruangan berbau obat-obatan ini sepanjang hari. Kegiatan yang dilakukannya hanya diam terbaring di ranjang, kadang Gio duduk di sebelahnya, tanpa melakukan apapun. Wajahnya sangat tak bersahabat.Rania sangat bersyukur karena selama 5 hari ini Gio puasa mencium bibirnya. Lehernya pun sudah tidak dihisap lagi oleh laki-laki itu.
Entah mengapa dengan Gio, Rania pun tak tahu.
Kini Rania tengah memakan makan siangnya. Dari pagi tadi hingga siang ini Rania tak melihat Gio. Rania berpikir mungkin laki-laki itu sekolah. Karena biasanya cowok itu akan datang ke kamar inap Rania pagi-pagi sekali, dan berbicara sendiri dengan kekesalan.
Rania tak mengerti, memang apa salahnya? Sehingga membuat Gio selalu berkata jahat seolah ia membencinya. Padahal ia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Semua orang pun tahu, yang membuatnya terbaring di rumah sakit ini karena Gio.
Rania mengernyit bingung ketika melihat obat yang di sediakan berbeda dari biasanya. Tapi ia masa bodoh. Rania meminum obat baru itu seperti biasanya.
Lagi-lagi Rania menautkan alisnya bingung. Obat yang diminumnya terasa manis sekali seperti madu. Padahal dari obat-obat sebelumnya yang ia minum, semuanya terasa pahit.
Rania mendorong makanannya yang berada di atas kasurnya. Biasanya nanti akan ada suster yang mengambilnya. Dan Rania kembali seperti hari-hari sebelumnya, duduk diam di ranjangnya.
Ceklek...
Rania terperanjat kaget. Mengapa suster kali ini tidak sopan sekali, biasanya mereka akan mengetuk pintu terlebih dahulu. Akan tetapi yang datang ke kamar inapnya kali ini bukan suster, melainkan Gio.
"Sudah makannya?" tanya Gio padahal jelas-jelas ia bisa melihat mangkuk dan gelas semuanya kosong.
"Udah."
Gio mengambil nampan itu dan meletakkannya di nakas. Lalu duduk di tepi ranjang sambil menatap Rania lekat. "Kau tahu? Aku sudah 5 hari tidak menciummu."
Rania hanya diam mendengarkan, seperti biasa.
"Mau tahu tidak alasannya?" walaupun malas Rania tetap mengangguk.
"Karena mulutmu bau obat, aku tak suka. Kalau menciummu pasti akan ada rasa pahit."
"Kau tahu? Aku sangat hebat bukan? Tidak menyentuhmu selama 5 hari. Padahal setiap di dekatmu, di bawah sana selalu terbangun."
Lagi, Rania hanya mendengarkan.
"Tapi itu semua aku lakukan demi kamu. Aku mengesampingkan nafsuku hanya untuk membuatmu cepat sembuh dengan tidak menyentuhmu seperti pertama kali kau sadar waktu itu. Haha saat itu aku sudah tidak tahan menahan nafsuku, makanya aku melakukannya."
"Dan sekarang kau sudah merasa baikan?" tanya Gio sambil tersenyum smirk.
Rania mengangguk saja. Tapi entah mengapa perasaanya terasa tidak enak.
"Bagus."
"Kakak mau ngapain?" tanya Rania panik karena Gio menaiki ranjang dan mengukungnya. Seperti di drakor-drakor saja.
"Mau menghukummu," jawab Gio. Wajah mereka sangat dekat sekali.
"Kak aku masih sakit."
"Kata siapa kamu sudah sembuh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Gio
Romance[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] 18+ [BAGI YANG BELUM CUKUP UMUR MENDING CARI CERITA LAIN DAH JANGAN BACA CERITA INI! Aku udah kasih warning loh ya] Gio Pratama, nama panjangnya dan akrab disapa Gio. Cowok dengan julukan pria tak tersentuh yang begitu...