Bab 29[Gigit-gigit leher]
Happy reading:)
_____________________________________
__________________________
Pagi-pagi sekali Rania terbangun bahkan sebelum alarm berbunyi. Rania merenggangkan tubuhnya sebentar karena merasa pegal apalagi bagian lengannya yang dijadikan bantal tidur oleh Gio. Ia menunduk merasakan mulut hangat Gio yang berada di putingnya.
Perlahan-lahan Rania melepaskan putingnya dan membuat Gio melenguh pelan lalu membalikkan badannya. Rania bernapas lega, setidaknya Gio tidak terbangun. Rania mengambil bajunya yang ada dilantai sebelah kasur lalu ia menggunakan itu untuk menutupi dadanya. Ia berjalan menuju kamar mandi.
"Engh."
Gio terbangun dengan sendirinya setelah Rania masuk ke kamar mandi 5 menit yang lalu. Gio menguap lebar kemudian menggaruk pipinya yang terasa gatal. Gio melihat ke samping, ia membelalakkan matanya mendapati bahwa di kasur itu tidak ada gadisnya.
"Ia," panggil Gio dengan suara bergetar.
Baru saja ingin berteriak kembali karena tidak ada jawaban atas panggilannya, Gio bergeming ketika mendengar suara gemericik air.
"Ohh, Ia lagi mandi."
Gio beranjak bangun dan berjalan menuju jendela kamar yang masih tertutup gordennya. Ia menyibak gorden berwarna putih itu, lalu ia menduduki jendela tersebut. Menunggu Rania selesai mandi.
Ceklek...
Kepala Rania menyembul keluar dari pintu walk in closet, Rania memastikan bahwa Gio tidak ada di kamar ini. Karena ia hanya memakai bathrobe saja membuatnya takut jika Gio akan menerkamnya. Rania menengok kesana-kemari, kamar ini kosong.
"Fyuh.. gak ada kak Gio," ucapnya lega.
Rania berjalan santai tanpa menyadari Gio berada di jendela sana sedang duduk santai. Tatapan Gio menatap Rania begitu tajam dan lekat, bibirnya tersungging miring.
Gio berjalan tanpa mengeluarkan bunyi, ia terlihat seperti singa yang siap menerkam tupai di hadapannya.
Rania membungkukkan tubuhnya sedikit seperti tengah mencari sesuatu di laci nakas. Membuat bagian belakangnya tersingkap, memperlihatkan bokongnya yang terbalut CD.
Plak!
Rania menjerit ketika bokongnya dipukul kencang dari belakang oleh tangan besar yang mungkin bisa menangkup seluruh bokongnya.
"Your body turns me on."
Bisikan suara serak basah membuat tubuh Rania menegang, dapat ia rasakan perutnya dipeluk sepasang tangan berurat. Bulu kuduk Rania berdiri ketika napas hangat menerpa leher jenjangnya.
Rania memejamkan matanya ketika tengkuk lehernya dikecup oleh sesuatu yang kenyal nan basah. Perutnya di elus pelan membuat kesan merinding.
"Mmm kak Gio."
Bibir Gio merambat ke leher Rania, lidah panas Gio menjilat leher Rania. Kemudian Gio menggigit leher itu kuat-kuat, sehingga membuat Rania meringis. Lalu bekas gigitannya dikecup olehnya.
"Kak Gio, lepas."
Bukannya menurut Gio malah menggendong Rania ala bridal style ke kasurnya, lalu menghempaskan begitu saja tubuh mungil gadisnya dan langsung menindihnya.
"Ka-kakak mau ngapain?" tanya Rania panik.
"Menurutmu?" bisik Gio tepat di depan bibir Rania. Jarak mereka begitu dekat hingga Rania bisa merasakan aroma mint.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Gio
Romance[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] 18+ [BAGI YANG BELUM CUKUP UMUR MENDING CARI CERITA LAIN DAH JANGAN BACA CERITA INI! Aku udah kasih warning loh ya] Gio Pratama, nama panjangnya dan akrab disapa Gio. Cowok dengan julukan pria tak tersentuh yang begitu...