Bab 39 [Harus bagaimana lagi?]
Happy reading
_____________________________________
__________________________
Sinar mentari pagi membangunkan seorang gadis yang berbaring di ranjang besar bernuansa dark. Ia mengucek matanya dan menguap lebar. Ketika berbalik badan, matanya langsung terbuka. Gadis itu menatap heran ke arah samping ranjangnya yang kosong.
"Kak Gio kemana?" gumam Rania kebingungan.
Namun beberapa saat kemudian, Rania baru menyadarinya. "Kak Gio kan udah tunangan." gumam Rania sedih.
Daripada berlarut-larut sedih, Rania beranjak pergi ke kamar mandi untuk berangkat sekolah. Omong-omong tentang sekolah, Rania berpikir bagaimana caranya ia ke sekolah kalau tidak ada Gio yang selalu berangkat bersamanya.
Rania tak ambil pusing, ia mandi terlebih dahulu lalu memikirkan cara agar bisa ke sekolah. Setelah siap dengan seragam sekolahnya, Rania turun ke lantai satu.
Baru saja turun di undakan tangga terakhir, Rania dikejutkan dengan dua bodyguard yang berdiri di depannya. Tampangnya sangat seram ditambah dengan badan mereka yang besar.
"Nona Rania, kami di perintahkan tuan Gio untuk mengantarkan Nona ke sekolah dan menjaga nona dalam beberapa hari." ucap salah satu bodyguard.
"O-oh gitu. Mmm kalo boleh tau, emang kak Gio kemana? Biasanya aku sama dia berangkatnnya." tanya Rania, walaupun sudah tahu jawabannya.
"Tuan Gio berangkat bersama tunangannya. Dan dalam beberapa hari waktu tuan Gio dihabiskan bersama tunangannya."
Deg
Memang seharusnya Rania tidak bertanya. Jawaban bodyguard itu membuatnya tak berselera sarapan. Dan akhirnya ia berangkat sekolah tanpa sarapan, padahal hari ini hari Senin yang dimana upacara akan berlangsung.
***
Kekesalan Rania bertambah ketika ia melihat Nancy turun dari mobil Gio dengan dibukakan pintunya oleh Gio. Sangat terlihat romantis sekali, dan seperti pasangan yang paling sempurna. Orang-orang menyebutnya seperti itu.
"Liat tuh cewek pertama kak Gio, menyedihkan sekali hahah."
"Dih emang dia ceweknya? Bukannya cuma dijadiin jalang doang ya?"
"Iya bener, buktinya sekarang kak Gio udah tunangan sama Nancy."
"Mereka cocok banget!"
"Bener, cantik sama ganteng. Gak kek waktu itu sama cewek itu tuh, gak pantes banget. Dianya jelek kak Gionya ganteng."
"Emang boleh se jujur itu?"
"Boleh!!"
Mereka sengaja berbicara dengan keras agar Rania bisa mendengarnya. Tapi meskipun tidak kencang Rania pasti akan mendengarnya, karena mereka tepat sekali berada di samping Rania. Entah apa motifnya.
Rania berusaha tidak mempedulikan semuanya, ia dengan tenang berjalan memasuki sekolah. Gio seperti tidak menganggap Rania ada, buktinya sedari tadi Gio tidak pernah menatapnya. Padahal menurut logika, tanpa kesengajaan pun mereka akan saling bertatap muka. Namun Gio seperti menghindari Rania.
Baru saja semalam Rania di lecehkan oleh Gio, namun pagi ini Gio seperti menganggap Rania hanya sebatas bonekanya. Atau mungkin Rania hanyalah seorang jalang yang hanya dipakai untuk memenuhi kebutuhan hasrat Gio?
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Gio
Romance[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] 18+ [BAGI YANG BELUM CUKUP UMUR MENDING CARI CERITA LAIN DAH JANGAN BACA CERITA INI! Aku udah kasih warning loh ya] Gio Pratama, nama panjangnya dan akrab disapa Gio. Cowok dengan julukan pria tak tersentuh yang begitu...