Bab 17]MAIN]
HAPPY READING:)
_____________________________________
__________________________
"Ra, Res, kalian bisa gak sih main? Gue kepengen banget kita main bertiga."
Rania menoleh pada Rere dan juga Resya disebelahnya, ia berpikir. Sebenarnya ia juga sangat ingin bermain dengan mereka berdua, selama hidup bersama Gio, Rania sudah tidak pernah lagi bermain dengan Rere. Rania pikir pasti akan sangat seru ditambah satu teman lagi yang sefrekuensi dengannya dan Rere.
Kini mereka bertiga sedang berada di perpustakaan. Tadi Bu Nur memberi tugas berupa beberapa soal dan harus mencari jawabannya di buku paket.
"Aku juga mauu. Tapi, aku takut gak di bolehin sama kak Gio." ujar Rania lesu.
"Lo bujuk dong kak Gio nya, Lo tau kan dia bucin banget sama Lo. Pasti bakal di turutin aja," ucap Rere yang diangguki Resya.
"Hmm yaudah aku bakal coba nanti istirahat, kalian juga bantu ngomong ya?" pinta Rania.
"Yoi."
***
Bel istirahat berbunyi nyaring. Tak pelu tinggal lebih lama lagi, Gio segera berdiri dari tempat duduknya ingin cepat-cepat menemui gadisnya. Diikuti para pengikutnya, yakni Draka, Daniel dan Juned.
Gio dan Draka sudah tidak bermusuhan lagi. Siapa yang terlebih dahulu memaafkan? Jawabannya Draka.
Ketahuilah, Gio itu orang yang mempunyai gengsi tinggi. Terkecuali pada Rania.
Alasan Draka memaafkan Gio karena berkat Gio ia bisa kembali bersama Rere. Walaupun dengan cara yang keji, harus melukai gadisnya dulu.
Pas sekali, mereka berpapasan di koridor. Ketiga gadis mereka belum menyadari keberadaan Gio dkk. Mereka asik mengobrol ria, bahkan Rere tertawa keras begitu juga kedua gadis mungil itu.
"Aduh!"
"Aw!"
"Monyet!"
Pekikan serentak terdengar saat ketiga gadis mungil ini menabrak masing-masing pawang mereka. Rania menabrak dada bidang Gio, Rere menabrak Draka, dan Resya menabrak Daniel.
Entah mengapa bisa pas seperti itu, mungkin mereka berjodoh.
"Asik ngobrol sampe gak nyadar para pangeran di depan kalian," suara Daniel yang terkesan menyindir, cowok mesum itu merengkuh pinggang Resya posesif.
"Hehe," Rere cengengesan yang kini memeluk Draka riang. Berbeda dengan Rania dan Resya yang hanya diam di rengkuhan pasangan masing-masing.
"Kita mau taro alat tulis dulu," lanjut Rere.
"Ayo."
Para lelaki mengantarkan mereka ke kelasnya, jarak kelas Rania dkk dekat dengan perpustakaan jadi tidak memakan banyak waktu. Setelah itu mereka pergi menuju kantin.
Posisinya Rania dan Gio berada di depan, lalu berderet lah para pasangan di belakang mereka. Ditambah Juned yang tidak punya pasangan di samping Draka.
Walaupun sudah terbiasa melihat most wanted SMA Nusa Bangsa berjalan bersama kekasihnya, namun pemandangan itu masih tetap saja membuat para hati kaum hawa menjerit. Akan tetapi mereka masih mempunyai kesempatan untuk menjadi pengisi hati ketua MPK SMA ini. Juned masih belum ada pawangnya.
"Hahaha gue suka banget ngeliat muka para cabe kecewa," ujar Rere tertawa puas.
Kini mereka sudah duduk di bangku kepunyaan geng Gio yang sekarang menjadi kepunyaan Rania dkk. Makanan yang terlihat mewah, tak pantas untuk seorang pelajar tersaji di meja kantin ini. Biasanya meja kantin akan sangat kotor dan tak terawat, namun berbeda dengan tempat ini. Semuanya bersih tak ada debu sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Gio
Romance[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] 18+ [BAGI YANG BELUM CUKUP UMUR MENDING CARI CERITA LAIN DAH JANGAN BACA CERITA INI! Aku udah kasih warning loh ya] Gio Pratama, nama panjangnya dan akrab disapa Gio. Cowok dengan julukan pria tak tersentuh yang begitu...