Bab 33[Bonjot]
Happy reading:)
_____________________________________
__________________________
Pagi hari di hari Senin ini menyambut awan hitam yang sudah siap menurunkan air. Kebetulan hari ini tanggal merah sehingga para pelajar tidak hadir di sekolah. Suatu kebanggaan tersendiri karena hari ini mereka tidak mengikuti kegiatan wajib yang dilakukan pada hari Senin.
Rania dan Gio sudah tahu jika hari ini libur, jadi mereka sengaja bergadang menonton drama. Hingga di jam 08:00 WIB ini mereka masih terlelap.
Suara jam berdering mengganggu tidur Gio. Ia terbangun sesaat, namun karena matanya yang terlalu sulit untuk terbuka Gio menjadi malas bangun. Ia kembali mendekap Rania erat serta memasukkan puting Rania ke dalam mulutnya dan kembali tertidur. Kali ini suara itu mengganggu tidur Rania, ia membuka matanya.
Rania melakukan peregangan pada lengannya yang kebas ditiduri Gio. Ia menoleh ke arah nakas saat mendengar bunyi alarm. Dengan posisi yang berada di pinggir ranjang membuat Rania mudah mematikan alarm tersebut.
Rania menguap lebar. Ia menunduk menatap Gio yang tertidur dengan mulut menganga, di dalamnya terdapat puting Rania.
Rania terkekeh. Pemandangan yang lucu setiap pagi, Rania seperti melihat bayi setiap hari. Rania harap Gio bersikap seperti ini selama-lamanya.
Raut wajah Rania berubah menjadi ekspresi rumit. Rania sedang memikirkan apabila ia tidak berjodoh dengan Gio. Rania tidak mau, sebab ia sudah memperlihatkan tubuhnya kepada Gio yang bukan suaminya.
Jika dibilang cinta atau tidak, Rania bingung menjawabnya. Rania tidak bisa mendeskripsikan perasaan cinta, sedari kecil hingga dewasa Rania tidak pernah merasa jatuh cinta kepada lelaki manapun. Tidak seperti teman-temannya yang berpacaran diusia dini, bahkan saat sekolah dasar.
Entah kenapa Rania tidak mengikuti kelakuan teman-temannya.
Sudah lama melamun, Rania kembali tersadar. Ia perlahan-lahan melepas putingnya dari dalam mulut Gio, tangan satunya Rania gunakan untuk mengelus punggung Gio agar tak terbangun. Setelah terlepas, Rania pelan-pelan menjauhkan tubuhnya dari pelukan Gio.
"Enghh."
"Syuuut."
Rania dengan sigap meletakkan guling agar dipeluk Gio seolah-olah itu adalah dirinya. Anggap saja guling itu menggantikan Rania sebentar karena ia ingin mandi duluan. Rania sudah tahu kodrat Gio ketika weekend tiba, ia akan selalu malas mandi.
Rania memakai sendal berbulu dengan telinga kelinci. Ia berjalan ke arah kamar mandi dengan menguap lebar. Padahal sudah bangun siang, tapi masih tetap mengantuk.
***
"Engh."
Gio melenguh manja. Ia mengusak wajahnya pada guling itu yang dianggapnya sebagai Rania. Bibirnya menciumi permukaan guling yang lembut dan harum ini. Dan mulutnya menganga seperti ingin melahap puting Rania.
Namun seketika Gio membuka matanya sambil menyatukan kedua alisnya bingung. Saat melihat yang dipeluknya ini adalah guling, Gio langsung melotot terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Gio
Romansa[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] 18+ [BAGI YANG BELUM CUKUP UMUR MENDING CARI CERITA LAIN DAH JANGAN BACA CERITA INI! Aku udah kasih warning loh ya] Gio Pratama, nama panjangnya dan akrab disapa Gio. Cowok dengan julukan pria tak tersentuh yang begitu...