Pundak Hanah terasa masih sakit. Sepertinya area persendiannya membengkak. Dia jadi kesulitan untuk menggerakkan tangan. Dari tadi, dia masih berusaha memakai piamanya.
"Hanah?" Suara ketukan pintu dan suara bernada khawatir milik Sam terdengar tak lama kemudian. Laki-laki itu memiliki firasat bahwa Hanah sedang butuh bantuan. Apalagi sudah hampir setengah jam Hanah mengurung diri di kamar mandi.
Menyerah, akhirnya Hanah membuka pintu kamar mandi. Kedua pipinya merah padam karena dia masih belum berhasil memakai atasan piama dengan benar. "Bisa minta tolong?" pintanya lirih.
Untuk sesaat, Sam tertegun. Kedua matanya melebar menatap ke arah tubuh gadis itu. Menyadari tatapan Hanah, Sam tersentak kaget lalu segera membantunya. Dia berusaha mengalihkan pandangannya dari kulit yang terlihat mulus dan halus di hadapannya itu. Pikiran laki-laki itu jadi tak karuan. Begitupun debaran jantungnya. Saat ini bahkan kedua telinganya ikut memerah seperti kedua pipinya.
Usai membantu Hanah, Sam mundur beberapa langkah. Pink ada rendanya. Sam menepuk jidatnya agak keras begitu pikirannya menyuarakan warna pakaian dalam yang terekam jelas oleh memorinya itu. Atmosfer di sekitar mereka saat ini terasa canggung. Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari bibir dua insan itu.
"Se-sepertinya aku butuh es untuk meredakan bengkaknya. Area yang dislokasi masih terasa nyeri, jadi aku akan minum obat dokternya juga sebelum tidur," racau Hanah berusaha mencairkan suasana.
Sam tersentak. Dia membuka suara dengan gugup. "Kuambilkan e-esnya, y-ya! Oh ya, kuambilkan air untuk meminum obatnya juga!" Tanpa mengulur waktu, laki-laki itu sudah melesat pergi ke arah dapur, meninggalkan Hanah sendirian di dalam kamar.
Merasa kekuatannya tersedot keluar dari tubuhnya, kaki Hanah tiba-tiba lemas. Dia berakhir mendudukkan dirinya di lantai yang terbalut karpet empuk. Malu banget! Rasanya ingin mencari lubang di tanah lalu bersembunyi di dalamnya! Gadis itu mengatur napasnya berharap debar jantungnya segera kembali normal.
Sebenarnya, Hanah bukan tipe yang naif. Dia sendiri tahu apa konsekuensinya memilih pernikahan dengan Sam. Tentu saja mereka akan sampai ke titik dimana saling berpegangan tangan, berpelukan, berciuman, bahkan... Hanah memejamkan kedua matanya sambil merutuk dalam hati. Sekali lagi jantungnya berdebar tak karuan. Walau tanpa dasar cinta, kebutuhan biologis manusia tidak bisa dihindari. Apalagi sudah ada pasangan sah di depan mata.
Hanah menggelengkan kepalanya beberapa kali. Dia bangkit dari lantai lalu berjalan ke arah kasur. Dia pun duduk di atas matras empuk itu. Dengan tangannya yang tidak sakit, Hanah mengipas dirinya sendiri dengan telapak tangannya. Entah mengapa kok ruangannya jadi terasa panas padahal AC sudah dinyalakan...
Saat Sam kembali, dia datang sambil membawa kompres es dan air mineral untuk Hanah. Hanah segera minum obat penahan rasa nyeri lalu berbaring di atas kasur. "Bisa minta tolong tempelkan kompresnya di pundak bagian belakang?" Hanah bertanya sambil memposisikan dirinya memunggungi Sam.
"Oke," jawab Sam lalu naik ke atas kasur dan memposisikan dirinya di belakang gadis itu. Perlahan, dia menekan kompres di area pundak yang bengkak itu. Dia melakukannya dengan hati-hati. Takut jika Hanah kesakitan. Saat ini posisi mereka seperti dua sendok yang diletakkan searah berhimpitan. Dalam rongga dadanya, Sam merasakan debaran jantungnya meningkat lagi. Dia hanya diam, tidak mengatakan apapun. Berharap Hanah tidak mendengar suara jantungnya yang berisik.
Obat yang tadi diminum kini mulai memperlihatkan reaksinya. Rasa nyeri itu perlahan menghilang. Saat ini sentuhan dingin itu membuat Hanah merasa nyaman. Kedua mata gadis itu pun terpejam. Tak lama kemudian, napas Hanah mulai teratur, menandakan dia telah tertidur.
Sam tetap menempelkan kompres itu walau dia menyadari Hanah sudah terlelap. Dia mendekatkan dirinya dan membisikkan sesuatu ke telinga gadis itu. "Cepat sembuh. Aku susah melihatmu kesakitan..." Sam menatap punggung gadis itu sendu. Hari pernikahan mereka berakhir dengan kejadian yang tak terduga. Sam jadi bertekad untuk melindungi Hanah. Dia tidak ingin Hanah tertimpa hal buruk lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Behind Marriage (Completed)
RomanceBagi Sam, Hanah adalah alat yang ia perlukan untuk membuat kakek memilihnya menjadi penerus bisnis keluarga. "Buktikan pada kakek bahwa kamu bisa membentuk sebuah keluarga. Dengan begitu, kakek akan membuat kamu menjadi penerus satu-satunya bisnis k...