Prolog

48.9K 1.9K 8
                                    

"Om, aku nggak bisa tidur," ucap Hanah kecil sambil menarik-narik ujung baju Yohan Setiabudi.

Yohan terlihat sabar meladeni permintaan anak perempuan itu. "Sabar ya, besok om akan sulap kamarmu sehingga om yakin kamu bisa tidur nyenyak."

Hanah kecil menganggukkan kepalanya.

Seperti yang dijanjikan Yohan, keesokan harinya sepulang sekolah, Hanah mendapati ada sesuatu yang berbeda dari kamarnya. "Wah, itu apa, om?" tanyanya sambil menatap ke arah langit-langit kamar.

"Coba kamu tutup gordennya dulu." Yohan tersenyum lembut sambil memperhatikan Hanah bergegas menurutinya.

Sesudah itu, Yohan segera mematikan lampu kamar. "Bagaimana menurutmu?" tanyanya sambil ikut melihat ke arah langit-langit kamar yang terlihat bercahaya. Dia membelikan stiker fosfor glow in the dark di langit-langit kamar Hanah. Dengan sengaja, dia pun memilihkan tema berbentuk bintang sehingga terasa seperti sedang melihat langit malam di kamar itu.

Hanah terkesima melihat stiker-stiker itu bercahaya di kamarnya. "Aku suka banget! Terima kasih papa!"

Panggilan yang selama ini dinanti-nantikannya akhirnya keluar juga dari bibir Hanah. Yohan menatap haru ke arah Hanah. Ya, mulai sekarang, seperti anak perempuannya sendiri, dia akan membesarkan Hanah dengan penuh kasih sayang.

Saat itu di balik dinding dekat pintu kamar Hanah, seorang bocah laki-laki berdiri sambil bersandar di sana. Dia mendengarkan percakapan yang terjadi di antara papanya dan saudara barunya itu. Dia merasa iri karena papanya sepertinya sudah bisa membuka percakapan dengan Hanah.

Bocah laki-laki itu menganggukkan kepalanya. Ekspresi wajahnya menampilkan sebuah tekad. Seperti papanya, dia pun akan berusaha dekat dengan Hanah. Dia melirik sesaat ke arah pintu yang terbuka itu sebelum beranjak pergi dari sana.

***

Secret Behind Marriage (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang