Chapter 28 - Terkejut

7.9K 447 7
                                    

Fenny menatap kedua mata Pram. Di sana dia tidak menemukan tatapan merendahkan atau meremehkan. Memandang laki-laki itu, dia merasa Pram tulus menawarkan kesempatan ini padanya. Setelah diam sesaat untuk berpikir, Fenny pun menyimpan nomor Pram di handphone kunonya.

Handphone itu masih dengan layar hitam putih, bukan handphone android seperti yang dipakai kebanyakan orang. Teman-temannya sering meledek ketika dia mengeluarkan handphone dari sakunya. Saat Fenny menatap ke arah Pram, laki-laki itu tidak heran melihat handphone dalam genggamannya. Diam-diam dia jadi merasa lega karena laki-laki itu tidak menertawakannya.

"Jangan lupa hubungi aku, ya!" Itu kata-kata yang terakhir di dengar Fenny saat berpisah dengan Pram. Tanpa gadis itu sadari, sebuah senyum lembut merekah di bibirnya.

Tak lama sejak hari itu, rasanya semuanya berlalu begitu cepat. Fenny pada akhirnya menerima tawaran Pram untuk membiayai sisa semester berikut dengan biaya skripsi dan wisudanya. Semua terasa seperti mimpi. Dalam waktu singkat, Fenny merasa masalahnya terselesaikan dengan mulus. Dia berterima kasih pada laki-laki yang telah menolongnya itu. Sayangnya, ketika dia bertanya mengenai hal yang bisa dia lakukan sebagai ganti pertolongan Pram, laki-laki itu justru mengatakan tidak perlu membalas kebaikannya. Dia hanya berpesan jika suatu saat nanti Pram membutuhkan bantuan, laki-laki itu berharap Fenny mau gantian menolongnya. Tentu saja, Fenny dengan senang hati menyanggupi permintaan itu.

"Fen, ini buatmu," ucap Pram suatu hari sambil membawa sebuah kantong belanja. Kantong dengan bahan kertas itu dihiasi dengan logo sebuah brand barang elektronik yang sangat terkenal.

"Ya ampun, Pram. Kok..." gumam Fenny ragu-ragu saat melihat isi kantong itu.

"Terima ya, ini hadiah dariku karena akhirnya sebentar lagi kamu bakalan skripsi," ucap Pram sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"I-ini benar-benar buat aku?" tanya Fenny memastikan.

Anggukan singkat dari Pram membuat Fenny tersenyum lebar. Hatinya dipenuhi perasaan gembira. Dia tidak pernah mendapatkan hadiah mahal dari keluarga atau temannya. Ini adalah yang pertama kalinya. Walau dia baru mengenal Pram selama beberapa minggu, rasanya sosok pria itu sudah terasa sangat dekat dengannya.

"Dipakai ya! Jangan lupa simpan nomorku juga di situ," ucap Pram.

"Thank you so much, I love it," ujar Fenny.

"Fen, kalau aku bilang aku punya perasaan ke kamu, reaksimu bakal gimana?"

Pertanyaan tiba-tiba itu membuat Fenny memfokuskan kembali perhatiannya pada Pram. Ekspresinya menggambarkan rasa terkejut yang saat ini sedang dia rasakan. "A-apa?" tanya gadis itu bingung.

Kini Pram mendekat kemudian menggenggam kedua telapak tangan gadis itu. "Aku sayang kamu, Fen. Kamu mau jadi pacarku, nggak?" tanya pria itu sekali lagi.

Kedua mata Fenny segera berkaca-kaca. Dia terharu mendengar pengakuan Pram. Laki-laki itu baru saja menyatakan perasaan padanya! Saat ini juga rasanya dia ingin menjerit histeris saking senangnya!

"Mau, mau banget!" seru gadis itu sambil menganggukkan kepalanya beberapa kali.

Pram tersenyum lebar kemudian memeluk Fenny. Keduanya terlihat gembira mengakui perasaan satu sama lain. Sesudah mereka berpisah di dekat kos Fenny, gadis itu merasa ingin mengejar ke arah Pram lagi. Dia segera berbalik lalu berlari ke arah Pram melangkah. Di ujung pandangannya, saat ini dia tengah melihat Pram bersama seseorang yang dia kenal.

"Itu kan... Hanah?" gumam gadis itu dengan kedua alis berkerut. Dia heran mengapa Pram berbicara dengan Hanah saat ini. Karena rasa penasarannya, dia mendekati mereka. Namun, ketika dia hampir sampai, Pram justru melangkah pergi dengan langkah lebar-lebar sehingga dia melewatkan kesempatan untuk menghentikan laki-laki itu. Akhirnya, Fenny justru beradu tatapan dengan Hanah.

Secret Behind Marriage (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang