YOUNG : 06

2.2K 183 7
                                    

Dia tanggungjawab ku, maka akan aku pastikan dia benar-benar bahagia disisiku.
~Bram~

***

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan pintu pagi ini membuat Lala dan Bram menghentikan aktivitas memasak mereka.

"Kamu bukain gih, ini biar aku yang lanjutin!"

Lala menurut, dia membasuh tangannya, melangkahkan kakinya menuju pintu utama. Membukakan pintu melihat siapa tamu yang datang pagi ini.

"Mama! Papa!" Lala terkejut karena kedatangan kedua orang tuanya yang tiba-tiba.

"Mari masuk!" Lala mempersilahkan kedua orang tuanya untuk masuk kedalam rumah.

Friska dan Lintang masuk kedalam rumah petak milik Lala, mata Friska menilik keadaan rumah yang di tempati Lala.

"Kamu tinggal di tempat kayak gini?" tanya Friska saat matanya sudah puas menilik keadaan rumah yang Lala tempati.

"Iya Ma, kenapa?" tanya Lala

"Balik ke rumah Mama sama Papa dan kamu tinggalkan lelaki itu, Mama enggak yakin kamu bakalan bahagia bersama lelaki itu!" ujar Friska pada Lala.

"Enggak Ma! Lala enggak mau ninggalin Bram, anak di kandungan Lala butuh Bram sebagai ayahnya!" sahut Lala

"Kamu bisa gugurin kandungan itu dan kamu bisa ngelanjutin kehidupan kamu sama Papa dan Mama, daripada menjadi orang tua di usia muda kayak gini!"

"Enggak! Lala enggak mau!" Lala tetap menolak, gila saja kalo dirinya mau menerima untuk menggugurkan kandungan yang masih lemah ini.

"Kalo kedatangan Mama sama Papa cuma ingin mengajak Lala pergi dari sini, maka dengan jelas Lala nolak!" lanjut Lala.

"Ma, Pa. Lala itu udah menjadi tanggungjawab saya, dan kalian tidak berhak mencampuri urusan rumah tangga kami. Kalian boleh saja memberi nasehat tapi bukan memberikan keputusan yang mutlak,"
"Kami sudah siap untuk menjalani pernikahan diusia muda kayak gini, maka dari itu papa dan mama harus menghargai keputusan kami berdua! Bukan ingin memisahkan kami berdua, apalagi Mama tadi berniat untuk menyuruh Lala menggugurkan kandungannya. Apa mama tega melenyapkan cucu pertama Mama?"

Bram bersuara setelah mendengarkan perkataan mertuanya dari dapur, mertuanya ingin mengajak Lala pergi dari sisinya dan Bram tidak akan mengijinkannya.

"Terserah apa kata kalian, tapi ingat! Kalo kalian merasa kesulitan jangan pernah mencari kami! Ayo pa kita pergi!!" Friska keluar dari rumah Lala dengan segera.

Lintang mengelus pelan rambut Lala sebelum dia keluar menyusul istrinya, "Kalo ada apa-apa jangan sungkan buat hubungin Papa, jangan dengerin omongan Mama kamu ya, Mama cuma marah sebentar, nanti juga baik lagi,"

"Papa ayo!!" teriak Friska dari luar rumah.

"Bram! Jagain putri papa ya, kalo kamu udah enggak sanggup lagi buat bahagiain Lala. Bilang ke papa, biar papa yang jemput Lala, dan membahagiakan Lala," lanjut Lintang sebelum benar-benar keluar dari rumah sepetak itu.

"Tanpa Papa minta pun, akan Bram bahagiain putri Papa!"

Bram memeluk tubuh Lala dari samping, keduanya menatap kepergian mobil yang membawa Friska dan Lintang didalamnya.

***

"Aku buat bolu kukus, cobain gih!" Lala menyodorkan bolu kukus yang sudah dia potong-potong

Young Parent'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang