YOUNG : 25

1.9K 149 3
                                    

"Papa tuh suka kesel sama Bram yang cerobohnya enggak ilang-ilang," ujar Ares pada Lala.

Kini dia sudah berada di rumah Lala, perempuan itu hanya menatap Papa mertuanya dari kursi yang dia dudukin sedangkan Ares sibuk mondar-mandir enggak jelas sambil merutuki sikap anaknya itu.

"Udah tahu masalah serius kayak gini malah mau nyelesain sendiri, mana pake pergi lagi dari rumah."

"Kamu mending ke rumah Papa aja dulu, tunggu Papa sama Bram pulang kesana. Daripada disini makin bahaya karena enggak ada yang jagain disini!" suruh Ares pada Lala.

"Enggak ada yang jagain? Jadi om enggak lihat kalo ada Cantik disini? Cantik bisa loh jagain Lala," ujar Cantik berkacak pinggang.

"Bukan gitu Cantik!" tekan Ares pada Cantik

"Maksud om itu mending pulang ke rumah om terus nanti ada anak buah om yang jagain dirumah. Kalo kamu sendiri emang bakalan bisa lawan musuh yang banyak?" tanya Ares

"Ya enggak bisalah, bisa koit duluan saya om," sahut Cantik.

"Nah makanya om nyuruh pulang ke rumah aja dulu!"

"Yaudah Lala beres-beres dulu kalo gitu," ujar Lala hendak berdiri tapi enggak jadi karena suara Ares yang menahan.

"Enggak usah, entar beli lagi yang baru. Uang Papa banyak, kalo bukan kamu yang habisin siapa lagi?" tanya Ares.

"Idih! Enggak lebih banyak dari punya nya om Xander!" cibir Cantik.

"Udah deh, kamu jangan nyambung aja udah kek sambungan kabel aja," sahut Ares tak menghiraukan omongannya Cantik.

"Apa hubungannya om sama sambungan kabel?" tanya Cantik tak mengerti.

"Ya enggak ada hubungannya, kayak kamu sama Lucas enggak ada hubungan!" ledek Ares.

Sikap Ares yang freindly membuat dia bisa nyambung berbicara dengan orang yang lebih muda dari nya, dan juga dia begitu enjoy dengan Cantik karena gadis itu juga pembawaannya riang.

"Dih ngeselin nih Papa mertua lo La," sungut Cantik dan duduk pada kursi.

"Papa Xander bentar lagi kesini," ujar Ares pada Lala.

"Mau ngapain?" tanya Lala penasaran.

"Mau ngomongin tentang ngeluarin Bram dari rumah penjara itu!" sahut Ares.

Bukan tanpa sebab Ares mengatakan rumah penjara, anak buahnya yang sudah bergerak cepat buat menemukan posisi Bram mengatakan kalo lelaki itu dikurung di sebuah kamar yang ada di rumah tiga tingkat.

"Kenapa harus disini?" tanya Lala .

"Ya biarin terserah  Papa!" sahut Ares menyeruput kopi yang Lala suguhkan tadi.

"Yaudah!" pasrah Lala, ternyata Papa mertuanya ini banyak bicara kayak cewek aja. Dia kira Papa Ares se tipe dengan Papa kandungnya yang bicara sepatah dua patah kata, kalo tidak penting maka hanya akan keluar deheman saja dari mulutnya.

"Kalian berangkat sekarang gih, pake mobil Papa aja." Ares menyerahkan kunci mobilnya kepada Cantik.

"Alamatnya om?" tanya Cantik.

"Lala tahu tempatnya!" sahut Ares.

Lala dan Cantik keluar rumah disusul oleh Ares di belakangnya. Setelah mobil yang dibawa Cantik melaju pergi, Xander datang dengan Juna tak lupa juga Gideon yang senantiasa ikut kalo ada masalah genting seperti ini.

"Posisi udah ketemu?" tanya Xander pada Ares

"Udah, enggak jauh dari komplek perumahan yang lo tempati!" sahut Ares.

Young Parent'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang