YOUNG : 07

1.9K 167 6
                                    

Melangkah bersama, pegang erat tangan ini. Kalo udah ngerasa lelah bilang, biar kita istirahat sejenak.

***

Langkah kaki Bram memasuki gedung apartemen yang dulu sering dia tempati, karena dulu dia terlalu bosan untuk sendirian tinggal dirumah milik papa nya.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya resepsionis.

"Saya minta kunci apartemen no 1005, bisa?"

"Sebentar ya mas!"

Bram menunggu dengan gelisah, mengetuk-ngetuk permukaan meja resepsionis.

"Mas Bram ya?" tanya seorang satpam pada Bram.

"Iya saya, kenapa ya pak?" tanya Bram.

"Kunci apartemen mas ada di saya, bapak ngasih ke saya beberapa hari yang lalu. Lagian pin code nya belum di ganti mas!" ujar satpam pada Bram

"Oh gitu ya pak, saya minta boleh?" tanya Bram.

"Boleh mas! Nanti kalo udah selesai, kasih ke saya lagi ya!" sahut sang satpam memberikan kunci apartemen milik Bram.

Bram melangkahkan kakinya memasuki lift yang akan mengantarnya menuju lantai 10. Bram memutar-mutar kunci yang ada pada tangannya, menyandarkan punggungnya pada dinding lift.

Otaknya bekerja memikirkan suatu hal tentunya belum pasti, lift terbuka dan Bram segera keluar dari dalam lift.

Keadaan dalam apartemennya, masih sama seperti beberapa waktu yang lalu sebelum kejadian dia hendak mencelakai Lucas. Memasuki kamarnya, dia mengedarkan matanya menelisik kamar yang pernah dia tempati.

"Nih jam masih disini aja, kirain udah hilang!" gumam Bram menatap jam silver kesayangannya yang dia temukan di laci meja nya.

"Kalo dijual palingan laku murah, udah lecet dikit gini!"

Ting! Nong! Ting! Nong!

Suara bel apartemen membuat Bram beranjak dari duduknya, membuka pintu dia menemukan beberapa lelaki seumuran dengannya.

"Hei bro!"

"Oh. Hei! Masuk yuk!" ajak Bram pada dua laki-laki yang datang

"Lo kemana aja sih Bram, tiba-tiba ngilang gitu aja. Mana sekolah udah kagak pernah, gosipnya sih lo keluar dari sekolah karna nikah. Itu beneran?" tanya Tyo pada Bram saat dia mendudukkan bokongnya pada permukaan sofa.

"Gue ada kok disini," sahut Bram.

"Untuk yang terakhir itu, gue beneran udah nikah!"

"Kok bisa? Sama siapa?" tanya Tyo yang terkejut begitu juga dengan Yuda yang tak kalah terkejutnya.

"Pacar gue siapa emangnya?"

"Lala!" sahut keduanya.

"Jadi gue nikahnya sama?"

"Ya mana gue tahu! Kalo gue jawab lo nikah sama Lala entah ternyata salah, dan ternyata lo nikah sama orang lain!" sahut Yuda.

"Gue nikah sama Lala, dia lagi hamil anak gue, kalo lo berdua mau tahu!" ujar Bram.

"Dih, bentar lagi gue punya ponakan dong!" sahut Yuda kegirangan kayak anak kecil dapat balon helium.

"Apartemen lo kosong dari beberapa waktu yang lalu, udah enggak tinggal disini lagi?" tanya Yuda.

"Gue udah pindah njir, kapan-kapan gue kasih alamat yang baru deh!"

"Kita juga cari ke rumah, katanya lo udah enggak tinggal disana, terus sekarang tinggal dimana?" tanya Tyo

Young Parent'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang