YOUNG : 33

1.7K 144 5
                                    

Tandai typo guys✨

•••

Hal-hal menyenangkan yang Lala rasakan saat melihat tumbuh kembang sang buah hati yaitu, ketika melihat Abhi yang mulanya bisa duduk dengan baik sampai bisa merangkak kayak sekarang. Lala tak pernah menyesali semua hal yang sudah terjadi dalam kehidupannya. Dia selalu bersyukur atas karunia yang sudah tuhan berikan untuk dirinya.

Seperti saat ini Lala dibuat gemas dengan tingkah Abhi yang bermain dengan mainan miliknya. Karpet bulu yang tadinya semua mainan tertata rapi kini sudah berserakan entah kemana karena dilempar asal oleh Abhi.

"Abhi sayang jangan dilempar ih, nanti mainannya jadi kotor," ujar Lala tapi Abhi tak menghiraukan perkataan Lala.

"Ck. Nakal banget anak bunda,"  gemas Lala.

Lala memungut semua mainan yang sudah terlempar keatas rerumputan yang sedikit basah. Maklum kemarin malam hujan turun lebat hingga membuat pagi ini embun berkumpul begitu banyaknya pada lembaran daun yang ada dihalaman belakang rumah.

"Sayang, ada temen-temen kamu didepan. Temuin gih," kata Bram yang tiba-tiba datang dengan kaos oblong hitam tak lupa dengan celana selututnya berwarna merah muda alias pink.

"Temen yang mana?" tanya Lala menaikkan alisnya.

"Temen kamu yang waktu aku ketemu di koridor fakultas kamu," sahut Bram yang sudah duduk disamping Abhi dan memangku bocah itu

"Oh, mau ngapain?"

"Mana aku tahu, yang punya kepentingan kan sama kamu bukan sama aku. Jadi aku enggak tahu lah," sahut Bram.

"Buruan temuin, kasian kalo nunggunya lama." Bram menyuruh Lala agar menemui temannya yang datang.

"Abhi aku ajak ya,"

"Enggak. Abhi sama aku aja disini," tolak Bram.

"Kamu masih harus ngerjain tugas kuliah kamu loh."

"Tugas aku udah selesai tadi. Sana buruan!" usir Bram

"Durhaka banget sih jadi suami, istri kok diusir," dumel Lala pelan tapi masih bisa didengar oleh Bram tapi Bram tak menghiraukannya.

Lala masuk kedalam rumah dan menuju ruang tamu dimana orang yang mencarinya berada. Dapat Lala lihat ada empat orang, 2 perempuan dan 2 laki-laki.

"Kalian kok bisa kesini? Mau ngapain?" tanya Lala langsung tanpa basa-basi menyapa say hello atau yang lainnya.

"Lo lupa kalo kita ada tugas kelompok dari Pak Heru dan harus dipresentasikan tiga hari lagi," sahut Tiara memutar bola matanya malas.

"Kenapa enggak bilang dulu kalo mau kesini, kan bisa gue siapin apalah gitu buat cemilan," kata Lala tak menanggapi Tiara.

"Kita udah coba hubungin lo, tapi lo nya sendiri yang enggak aktif. Makanya kita inisiatif langsung kesini." Leon menyahut sembari matanya mengedar ke seluruh area dilantai bawah.

"Oh iya lupa kalo ponsel gue di pake sama suami gue. Tunggu disini ya gue ambil laptop sama bahan laporannya," kata Lala dan beranjak menuju lantai dua kamarnya.

Tak selang beberapa lama, Lala kembali denhan laptop dan setumpuk kertas putih coret-coret miliknya yang dia buat diwaktu senggang ketika menjaga Abhi. Lala yang sudah punya anak, suami dan sekarang melanjutkan kuliah maka harus bisa mengatur waktu agar tidak keteteran.
Ruang tamu kini sudah menjadi tempat mereka berlima untuk mengerjakan tugas. Lala juga sudah meminta Mbak Dewi untuk menyuguhkan mereka semua minum dan makanan ringan.

Young Parent'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang