YOUNG : 12

1.7K 165 2
                                    

Ayo semangat, kita berjuang bersama-sama! Kalau lelah kita istirahat tapi, jangan pernah ada pikiran untuk menyerah sebelum kita menuntaskan semuanya!

***

"Kenapa di luar?" Bram bertanya saat melihat Lala terduduk di kursi teras rumah.

"Tadi denger pedagang cilok lewat, tapi bapaknya keburu jauh sebelum aku keluar!" sahut Lala sembari menyalimi tangan Bram.

"Mau banget makan cilok?" tanya Bram duduk disamping Lala.

Lala menganggukkan kepalanya menatap Bram.

"Yaudah aku beliin, kamu di rumah aja!" ujar Bram terbangun dari duduknya. Dia menaruh ransel yang ada pada gendongannya pada kursi samping Lala.

"Aku ikut!" pinta Lala

"Enggak! Kamu di rumah aja, biar aku aja yang beli." Bram menolak untuk Lala ikut keluar

"Tapi aku pengen ikut! Pengen jalan-jalan gitu, bosen di rumah terus!" sahut Lala terus meminta untuk ikut keluar bersama Bram.

"Boleh ya!" pinta Lala memelas menatap Bram.

"Nanti kalo capek gimana?" tanya Bram

"Kan ada kamu yang bakalan gendong atau enggak ya istirahat dulu biar capeknya hilang!" sahut Lala.

"Emang bisa jalan jauh?"

"Bisa dong! Kamu kira aku udah tua, sampe enggak bisa buat jalan jauh?" tanya Lala menatap Bram

"Bukan gitu, kamu kan gampang capek kalo jalan jauh!" sahut Bram

"Tapi aku pengen ikut!" Lala tetap memaksa untuk ikut keluar.

"Yaudah ayo!!" Bram akhirnya mengajak Lala untuk ikut keluar bersamanya.

Bram dan Lala berjalan beriringan pada pinggiran jalan. Lala yang mengenakan daster yang panjang sebetis berwarna hitam sedangkan Bram masih mengenakan hoodie hitamnya.

"Itu pedagangnya!" Lala menunjuk pedagang cilok yang sedang mangkal tak jauh dari tempat mereka berdiri.

Sudah banyak anak-anak yang mengelilingi pedagang cilok itu, tentunya mereka membeli cilok karena enggak mungkin mereka belinya bakso.

Keduanya mendekat dan ikut berbaur dengan anak-anak yang sudah mengelilingi pedagang. Cukup lama mereka menunggu hingga akhirnya mereka mendapatkan pesanannya. Dua bungkus cilok sudah ada ditangan Bram.

"Pulang yuk!" ajak Bram menggandeng tangan Lala.

Hari sudah beranjak sore, langit sudah menguning. Keduanya berjalan beriringan dibawah langit yang berwarna orange itu.

"Aku belum masak loh!" ujar Lala saat keduanya berada pada pertengahan jalan ke rumah.

"Nanti sampe rumah biar aku aja yang masak!" sahut Bram

"Emang kamu enggak capek? Habis pulang kerja terus nemenin aku beli cilok dan pulangnya langsung masak," sahut Lala bertanya. Dia menatap Bram dari samping.

"Enggak! Aku enggak pernah ngerasa capek kalo ngelihat senyum kamu yang nyambut aku pulang!" ujar Bram menatap Lala balik.

"Dih boong!"

"Enggak! Aku enggak boong, kamu harus tahu! Tiap aku capek pulang kerja dan ngelihat senyum kamu yang nyambut aku pulang tuh bikin rasa capek aku hilang gitu aja!" sahut Bram bersungguh-sungguh.

"Iyain aja deh!" sahut Lala jahil.

"Terserah kamu, mau percaya atau enggak. Aku enggak peduli, yang penting aku udah bilang yang sejujurnya sama kamu!" ujar Bram.

Young Parent'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang