YOUNG : 16

1.8K 147 10
                                    

Huuuft! Sorry guys seminggu lebih gue kagak ada up. Buat yang masih setia nungguin cerita ini up, aku ucapin makasih.

Buat yang udah bertahan makasih banget, gue tahu kalo cerita ini makin kesini makin ngebosenin dan garing tentunya enggak menarik. Tapi gue berusaha buat bikin yang terbaik biar kalian enggak bosen.

***

Langit sore ini terlihat mendung, sinar matahari terbendung oleh gumpalan awan yang menghalangi. Walaupun mendung tak menyurutkan niat Lala yang ingin berjalan sore-sore pada area rumah kontrakan sederhana itu. Lala sesekali mendongak ke atas memastikan apakah hari ini akan turun hujan atau hanya mendung doang tanpa hujan turun nantinya.

"Entar si Bram bangun, dia kelimpungan enggak ya nyariin gue?"  gumam Lala, pasalnya dia keluar rumah tanpa memberitahu Bram sebelumnya. Lala enggak tega buat membangunkan Bram yang tertidur pulas karena capek pulang kerja, tadi Bram izin pulang cepet karena merasa meriang sedikit.

Berjalan di bawah rindangnya pohon-pohon yang ada pada pinggiran jalan. Matanya menatap segerombolan anak-anak yang sedang bermain kelereng di lapangan seberang. Tawa nyaring mereka terdengar syahdu di telinga Lala, dia mengulas senyumnya tatkala ada yang menyapanya.

"Hai!" sapa seorang lelaki pada Lala

"Iya?" Lala menaikkan alisnya sebelah menatap lelaki yang berdiri disampingnya yang mengulas senyum manis pada bibir kecilnya.

"Kita tetanggaan, gue baru pindahan kemarin belum sempet silaturahmi ke rumah lo!" sahut lelaki itu pada Lala.

Lala menganggukkan kepalanya dan mengulurkan tangannya mengajak lelaki itu berkenalan. "Gue Lala!" 

"Gue Saka," sahut lelaki yang bernama Saka itu dan meraih uluran tangan Lala.

Lala melepas genggaman tangan itu segera, kepalanya kembali dia tolehkan ke arah anak-anak yang bermain.

"Lo udah nikah?" tanya Saka karena matanya tak sengaja menatap perut Lala yang membuncit tercetak jelas pada daster selutut yang Lala kenakan.

"Udah," sahut Lala singkat tanpa menatap Saka disampingnya.

"Berapa bulan?" tanya Saka lagi.

"Apanya?"

"Pernikahan lo!" sahut Saka

"3 bulan! Nanya mulu, petugas sensus lo?" tanya Lala menatap Saka dari samping.

"Pernikahan lo baru 3 bulan, tapi perut lo udah sebesar itu. MBA ya?"

"Kalo MBA kenapa? Kalo enggak kenapa? Peduli banget!" ujar Lala yang entah kenapa dia risih di tanya seperti itu.

"Sorry kalo lo risih gue tanya-tanya kayak gitu!" sahut Saka menggaruk pelipisnya.

"Hmm." Lala hanya berdehem.

Keduanya kini hanya berdiam, tak ada pembicaraan lagi. Lala yang sibuk menatap segerombolan anak-anak yang bermain sedangkan Saka, sesekali mencuri pandang ke arah Lala yang mengulas senyum ke arah gerombolan anak-anak.

Saat asik-asik menatap gerombolan anak-anak, rintik hujan mulai turun. Lala yang merasakan air hujan mengenai lengan kulitnya dengan segera beranjak bangun meninggalkan Saka.

Young Parent'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang