Di kamar yang berdominasi warna putih dan biru yang sejernih warna langit. Di setiap sudut terdapat rak kecil tempat untuk menampung boneka beruang dan stitch yang berukuran sedang.
Seorang gadis sedang mematut dirinya didepan cermin berdiri yang setinggi tubuhnya. Dia adalah Via Charlotte anak dari bapak Andra Charlotte dan Swasti Charlotte.
"Udah cantik belum gue?" tanya Via pada Iren dan Moca yang menatapnya dari pinggiran kasur.
"Masih buluk!" sahut Moca enteng dan mampu membuat Via kesal dengan jawaban Moca.
"Dasar Moca nyebelin! Udah cantik gini malah dibilang masih buluk!" sungut Via.
"Kalo udah tahu cantik, ngapain masih nanya jubaedah!" ujar Moca tak kalah kesal dengan Via.
"Lo mau ngedate sama siapa sih?" tanya Iren penasaran siapa lelaki yang mengajak temannya itu ngedate siang ini.
"Gue udah pernah cerita kan, kalo gue lagi ngincar salah satu karyawan bokap gue yang gantengnya kebangetan." Via mengatakan itu sembari membayangkan wajah Bram yang tersenyum manis padanya.
"Dih! Tuh anak jadi stress sendiri!" gumam Iren
"Terus hubungannya sama yang sekarang apa?" tanya Moca
"Dan yang ngajak gue ngedate hari ini itu, si Bram pangeran ganteng gue!" pekik Via
"Weeeh, ada kemajuan nih?"
"Bukannya lo bilang dia udah punya istri ya? Kok bisa ngajak lo ngedate?" tanya Moca
"Bisa lah! Siapa sih yang bisa nolak pesona seorang Via Charlotte yang cantik, menawan, seksi dan smart ini!" sahut Via menyombongkan dirinya.
"Mungkin dia udah sadar kalo gue adalah masa depan dia dan cinta sejatinya!" ujar Via sekali lagi.
"Sekarep mu lah Via!" sahut Moca.
Via melihat penampilan nya sekali lagi, merasa sudah puas dengan dandanannya hari ini. Dia dengan segera mengambil sling bag yang tertata pada lemari kaca tempat koleksi semua tas miliknya dari berbagai merk ternama itu.
"Walaupun ini bagian dari rencana gue sama Troy, tapi enggak papa karena Bram mau untuk mengajak gue sekedar makan siang." Via bergumam tanpa sadar menyunggingkan senyum miliknya.
"Dih kumat lagi nih anak!" Iren menggelengkan kepalanya.
"Gue berangkat ya, kalo kalian mau disini ya nggak papa." Via dengan segera melangkah keluar meninggalkan keduanya yang sudah rebahan pada kasur milik Via.
Menaiki mini cooper hitam miliknya, Via dengan segera melajukannya menuju restoran Cardoga tempat dimana dia akan bertemu dengan Bram untuk makan siang. Dia masih memiliki waktu 15 menit lagi, bisa diperkirakan dia akan datang lebih awal 5 menit dari waktu yang di janjikan.
Restoran Cardoga saat ini lumayan senggang, cuma ada beberapa orang saja yang berada didalam sana. Via melangkahkan kakinya menuju meja dekat dengan dinding kaca. Darisana bisa dia lihat pemandangan diluar, deretan mobil dan motor melaju dapat Via lihat dengan jelas.
"Si Bram mana?" tanya Troy, dia memastikan apakah Bram akan datang atau tidak
"Gue 5 menit lebih awal nyampe disini, mungkin dia bakalan kesini sebentar lagi!" sahut Via.
"Lo yakin Bram bakalan datang?" tanya Troy yang sebenarnya agak ragu apa Bram akan datang menemui gadis didepannya ini.
"Pasti dateng! Dia nulis surat dan ngasih ke gue, nyuruh gue dateng ke sini dan makan siang sama dia!" sahut Via.
"Ini kan bagian rencana kita, gue nemuin Bram terus nyuruh dia dateng sama lo kesini berdua. Bukannya lo dateng lebih dulu kayak gini, gimana kalo nanti Bram enggak dateng? Gimana kalo nanti Bram beranggapan, oke tugas gue selesai buat nyuruh Via dateng ke restoran Cardoga buat nemuin si Troy,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Parent's
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA💔 (Alur masih hancur belum tamat) Spin off Out Blank || Lucas. Menjadi orang tua di umur yang masih muda tak mudah untuk mereka jalani. Bram dan Lala harus terima diasingkan dari keluarga mereka akibat dari kesalahan yang mere...