Bram meraba kasur bagian sampingnya. Kosong! Tidak dapat dia rasakan tubuh istrinya disana. Dengan segera dia membuka matanya, dapat dia lihat seorang perempuan berdiri didekat jendela balkon.
"La, kenapa belum tidur?" tanya Bram menghidupkan lampu utama.
Kamar yang tadinya remang-remang kini menjadi terang menderang. Bram bangun dan menghampiri Lala yang sedang menenangkan Abhi yang rewel.
"Daritadi rewel enggak mau berhenti," sahut Lala masih menimang-nimang tubuh mungil Abhi.
"Kenapa enggak bangunin aku hmm? Kan aku bisa bantu buat nenangin Abhi," ujar Bram mulai mengambil alih tubuh Abhi.
"Kamu tadi tidurnya pules banget, enggak tega aku banguninnya." Lala menyahut sembari meminum air yang sengaja dia sediakan dikamar.
"Lain kali kalo Abhi rewel kayak gini lagi, bangunin aku ya. Pasti aku bangun, mau sepulas apapun tidur aku."
"Tidur duluan aja La. Aku kasihan sama kamu, yang kekurangan tidur beberapa hari ini." Bram menyuruh Lala agar tidur mendahului.
"Enggak mau. Aku maunya tidur barengan sama kamu, lagipula Abhi belum tidur juga," ujar Lala menolak untuk tidur mendahului.
"Abhi udah bobo, aku taruh di box-nya dulu ya." Bram menaruh tubuh Abhi didalam box bayi. Menepuk pelan paha Abhi agar lelap tidur.
"Ayo tidur!"
Bram meraih tubuh Lala agar mendekat kearahnya, dipeluknya tubuh Lala dan mengusap rambutnya. Bersenandung kecil agar Lala tertidur lelap malam, walaupun cuma bisa tidur dengan nyenyak malam ini saja. Setelah memastikan Lala tidur dengan lelap, Bram mulai menyusul Lala yang sudah mengarungi dunia mimpinya.
Pagi ini Lala sudah dengan aktivitas barunya yaitu berjemur bersama dengan buah hatinya dihalaman deoan rumah. Cahaya matahari pagi itu sangat baik untuk bayi yang baru lahir, makanya Lala beberapa hari ini selalu menyempatkan untuk berjemur bersama dengan Abhi beberapa menit saja.
"La, mandi dulu sana terus sarapan. Abhi biar sama aku aja berjemurnya," ujar Bram menghampiri Lala yang sedang bersama Abhi dihalaman depan rumah.
"Kamu udah selesai?"
"Udah daritadi, buruan gih mandi." Bram meraih Abhi pada gendongan Lala.
Lala beranjak masuk kedalam rumah, menuju kamarnya dia memasuki kamar mandi setelah mengambil pakaian yang akan dia kenakan hari ini. Setelah selesai Lala menuruni anak tangga, disaat hendak menuju ruang makam Lala berpapasan dengan Papa Ares yang masih dengan pakaian santai miliknya padahal ini udah jam 8 kurang tapi Papa Ares belum bersiap-siap ke kantor.
"Papa enggak ke kantor?" tanya Lala pada akhirnya
"Papa mau dirumah aja, mau main sama cucu papa yang ganteng itu," sahut Papa Ares lalu meninggalkan Lala.
Lala memilih untuk sarapan, sedangkan Bram sudah masuk kembali kedalam rumah tanpa Abhi di gendongannya.
"Abhi mana?" tanya Lala saat Bram sudah duduk disampingnya.
"Sama papa diruang tengah. Udah selesai belum?" tanya Bram
"Dikit lagi. Emang ujiannya mulai jam berapa?"
"Setengah sembilan sih, sekarang baru jam 8 jadi masih ada 30 menit buat siap-siap," sahut Bram.
"Udah selesai, berangkat sekarang aja yuk!" ajak Lala.
"Pa!" panggil Lala pada Paoa Ares.
"Kenapa?"
"Lala sama Bram berangkat sekarang ya. Lala udah siapin ASI di kulkas nanti kalo Abhi haus papa tinggal kasih aja," ujar Lala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Parent's
Novela JuvenilFOLLOW SEBELUM MEMBACA💔 (Alur masih hancur belum tamat) Spin off Out Blank || Lucas. Menjadi orang tua di umur yang masih muda tak mudah untuk mereka jalani. Bram dan Lala harus terima diasingkan dari keluarga mereka akibat dari kesalahan yang mere...