"Boleh bicara sebentar?" tanya seorang pemuda pada Bram yang terduduk di kursi depan cafe.
Jam kerjanya udah selesai dan dia akan pulang sebenarnya, tapi kedatangan pemuda asing ini membuat Bram menahan dirinya untuk sebentar lagi.
"Bisa, mau bicara apa?" tanya Bram
"Jauhin Via!" ujar pemuda asing itu kepada Bram.
"Maksudnya?" tanya Bram tak paham
"Gue sama Via udah tunangan, tapi beberapa hari yang lalu keluarganya tiba-tiba mutusin pertunangan kita. Via bilang dia udah nemuin lelaki idamannya."
"Gue selidikin sendiri siapa pria yang Via bilang itu dan ternyata itu elo. Maka dari itu gue mohon secara baik buat jauhin Via,"
"Sebentar ya!" Bram menggaruk kepalanya yang memang gatal sembari menatap pemuda disampingnya.
"Denger ya! Saya sama Via tidak ada hubungan yang serius, lagipula saya sudah menikah dan istri saya sedang hamil sekarang. Hubungan saya dengan Via itu sekedar karyawan dan anak bos saja tidak lebih!"
"Kamu enggak perlu khawatir, karena sejatinya saya enggak pernah tertarik dengan Via sedikitpun!" lanjut Bram memberitahu.
"Saya mengatakannya dengan jujur, Via memang bilang kalo dia suka sama saya tapi saya tidak pernah menggubrisnya." Bram mengatakannya dengan sorotan mata yang jujur.
"Jika memang benar seperti itu yang lo bilang, apa gue boleh minta tolong?" tanya pemuda itu pada Bram.
"Tentang apa?" Bram menaikkan sebelah alisnya.
"Bantu gue untuk mendapatkan kembali hati Via, gue sayang sama dia. Bantu gue buat buktikan kalo gue bisa saja menjadi lelaki idaman seperti yang dia katakan. Gue bisa saja menjadi lelaki seperti yang dia inginkan tanpa dia harus mencari pada dalam diri lelaki lain!" ujar pemuda itu menatap Bram penuh dengan permohonan.
Bram menimang sebentar, dia berpikir apakah dia bisa membantu pemuda itu atau tidak. Setelah beberapa saat akhirnya Bram mengangguk dan berkata,"Saya bisa akan membantu kamu mendapatkan Via kembali dan membuktikan kepada Via kalo kamu adalah lelaki idaman dia yang sebenarnya!" ujar Bram
"Thanks kalo gitu, nama gue Troy. Kalo lo?" tanya lelaki yang bernama Troy itu pada akhirnya memperkenalkan dirinya.
"Saya Bram, baiklah kalo gitu saya permisi!" sahut Bram dan berpamitan.
"Via masih ada di dalam, kamu bisa menemuinya kalo kamu mau!" ujar Bram menepuk pelan pundak Troy sebelum beranjak pergi.
Bram melangkah pergi meninggalkan Troy sendirian disana.
"Dia kira gue bodoh? Dia kira gue bakalan percaya gitu aja sama omongan dia?" gumam Bram sendiri.
Via dan Troy tidak tahu kalau Bram mendengar semua rencana yang disiapkan oleh Via. Tadi saat dia hendak ke belakang cafe dia tanpa sengaja mendengar percakapan keduanya.
"Gue ikutin permainan kalian, selagi kalian tidak bertindak terlalu jauh dan melibatkan Lala di dalamnya,"
Bram melangkahkan kakinya menyusuri jalanan yang banyak dilalui oleh anak-anak yang bermain, di seberang sana ada tanah lapang yang biasa di gunakan bermain oleh anak-anak yang memang tinggal di daerah itu.
"Baru pulang kerja dek?" sapa bapak-bapak yang sedang menyirami halaman rumahnya.
"Iya pak! Burungnya bagus tuh pak, beli dimana?" tanya Bram sesaat netranya menangkap sepasang love bird yang ada pada kandang burung yang tergantung.
"Punya keponakan saya itu mah dek, di titipin ke saya karena dia lagi ada dinas keluar kota!" sahut bapak itu.
"Oh gitu, saya kira bapak beli sendiri." gumam Bram menyahut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Parent's
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA💔 (Alur masih hancur belum tamat) Spin off Out Blank || Lucas. Menjadi orang tua di umur yang masih muda tak mudah untuk mereka jalani. Bram dan Lala harus terima diasingkan dari keluarga mereka akibat dari kesalahan yang mere...