YOUNG : 30

2.4K 157 23
                                    

Jika ada yang bertanya pada Bram, hal apa yang tidak ingin dia lakukan selama dia hidup selain bunuh diri. Maka Bram akan dengan tegas menjawab, kalo dia tidak akan oernah mau menemani istrinya melahirkan. Karena itu tidak baik untuk kondisi tubuh dan mentalnya.

Didalam ruangan bersalin ini, Bram menemani Lala berjuang melahirkan buah hati mereka. Sebenarnya Bram udah menolak dan meminta untuk sang Papa saja yang menaggantikan dirinya karena sang Papa sudah berpengalaman sedangkan dirinya masih noob dan tidak ahli.

"Lala itu istri kamu, jadi yang harus nemenin dia itu ya kamu. Emang kamu mau kalo anak kamu lahir nanti malah makin mirip sama Papa?"

Itu yang Papa Ares katakan untuk menolak untuk menemani Lala didalam sana.

"Lala! Jangan gigit lengan aku!" Bram meringis kesakitan karena gigitan Lalat tak main-main rasanya.

"Sakit Bram! Ini sakit banget!" teriak Lala menjambak rambut Bram.

"Kamu enak enggak ngerasa sakit, lain kali aku enggak mau hamil lagi!!"

"Ya enggak bisa! Aku masih mau punya anak, kalo bisa sampe lima anak juga boleh!" sahut Bram.

"Engga mau! Kalo tetep maksa mending kamu aja yang hamil sama ngelahirin!" ujar Lala

"Ya mana bisa. Aku kan cowok mana punya rahim La!"

"Huaa! Sakit Bram!!!" pekik Lala.

"Dorong lagi Bu!" pinta Dokter yang menangani Lala.

"Kepalanya udah kelihatan, dikit lagi Bu."

"Aaaaa!!!" Lala berteriak sembari ngeden agar anaknya mau keluar dengan cepat. Lala udah enggak bisa menahan rasa sakit itu lebih lama lagi.

Oek! Oek! Oek!

"Bayinya laki-laki, sehat," ujar dokter memberitahu. Bayi merah itu sudah beralih tangan ke suster untuk dibersihkan dan dipakaikan bedong agar tetap hangat.

Lala mengatur nafasnya perlahan-lahan, sekarang dia sudah merasa lega karena rasa sakitnya sudah berangsur membaik.

"Anak kita udah lahir," lirih Lala tanpa sadar meneteskan air matanya.

"Makasih ya udah mau berjuang melahirkan anak kita dengan selamat," ujar Bram mengecup pelan dahi Lala.

"Berarti rencana anak ke-2 sampai ke-5 bisa dong dicicil setelah ini?" tanya Bram menaikkan alisnya.

"Ndasmu anak ke-2 sampai ke-5.  Urusin dulu tuh anak kita yang baru lahir baru ngomongin yang lainnya." Lala menggeplak lengan Bram.

"Udah ada nama belum buat anak kita?" tanya Lala.

"Udah." Bram menyahut pelan.

"Siapa?"

"Rahasia." kekeh Bram yang melihat bibir manyun Lala.

"Udah jangan cemberut, nanti aku kasih tahu. Aku keluar dulu ya, mau ngasih tahu papa kalo cucunya laki-laki," ujar Bram mengecup pelan bibir monyong Lala sebelum keluar dari ruangan.

Bram meninggalkan Lala yang kini sedang membersihkan dirinya sehabis melahirkan dibantu oleh suster tentunya. Menghampiri papa Ares yang sedang sibuk dengan ponselnya.

"Pa! Ngapain sih, kok serius banget?" tanya Bram saat sudah duduk di kursi samping Papanya.

"Lagi ngabarin yang lain digrup kalo Lala udah lahiran!" sahut Ares.

"Coba Bram lihat!" pinta Bram lalu mengambil alih ponsel ditangan Papa nya.

Familly Sejahtera✨

Young Parent'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang