YOUNG : 29

1.6K 137 11
                                    

Bram dan Lala duduk menghadap Mrs. Liliyana sedang menjabarkan materi. Tapi yang namanya bumil mana mau diajak fokus kalo enggak didampingi cemilan sehatnya. Sembari mendengarkan celotehan Mrs. Liliyana, Lala sesekali menyuap biskuit ibu hamil yang dia dapatkan saat melakukan check up rutin ke dokter Edruw. Itupun Lala yang ngebet pengen sama biskuitnya padahal biskuitnya masih tinggal satu.

"Bram!"panggil Lala pelan.

Bram yang sedang fokus mengerjakan soalan yang diberikan Mrs. Liliyana pun menoleh sekejap menatap Lala.

"Kenapa?" tanya Bram.

"Perut aku kok mules-mules gimana gitu ya," ujar Lala memberitahu.

"Mau BAB? Atau apa?" tanya Bram.

"Enggak! Ini tuh beda, enggak kayak mules pengen BAB."

"Tuhkan kerasa lagi sakitnya. Kenapa ya, ini sakitnya cuma sekilas-sekilas doang loh." beritahu Lala.

"Ya aku mana tahu. Aku bukan dokter yang tahu sakit apa yang kamu alami," sahut Bram

"Lala, Bram. Kalian kenapa?" tanya Mrs. Liliyana.

"Ini mis, Lala bilang perutnya mules-mules sekilas gitu. Kenapa ya?" tanya Bram pada Mrs. Liliyana.

Mrs. Liliyana tuh udah nikah dan punya anak, jadi dia pasti ngerti apa yang dialami bumil satu ini.

"Lala, bangun dulu yuk!" ajak Mrs. Liliyana.

Lala menganggukkan kepalanya, dia meraih uluran tangan Mrs. Liliyana. Mrs. Liliyana mengajak Lala menuju halaman belakang yang sore ini sudah sangat teduh, semilir angin berhembus menerbangkan daun-daun kering.

"Masih merasa perutnya mules?" tanya Mrs. Liliyana pada Lala

"Udah enggak miss, itu kenapa ya, kok saya ngerasa mules-mules kayak tadi?" tanya Lala.

"Kamu udah terlalu lama duduk. Makanya perut kamu terasa mules dan sedikit sakit, bumil yang sudah memasuki trisemester ketiga itu harus banyak gerak jangan kelamaan duduk." Mrs. Liliyana memberitahu.

"HPL kapan La?" tanya Mrs. Liliyana.

"Seminggu lagi mis." Lala menyahut pelan.

"Udah siap buat menjadi seorang ibu yang sesungguhnya?" tanya Mrs. Liliyana.

Bukannya gimana, Lala masih terlalu muda untuk menjadi seorang ibu. Karena melahirkan diusia muda itu paling rentan mengalami syndrome baby blues dan itu sangat berbahaya untuk ibu dan bayi, karena ibu yang mengalami baby blues bisa saja dengan nekat mencelakai bayinya karena dianggap terlalu menggangu.

"Belum seratus persen siap, sebenarnya miss." Kata Lala.

"Kenapa?"

"Saya masih belum yakin apakah bisa menjadi seorang ibu yang baik untuk anak saya nanti. Apakah saya bisa mendidik anak saya nantinya agar tidak menjadi anak yang melenceng pada norma."

"Kamu tahu, semua ibu didunia ini adalah ibu yang terbaik menurut anaknya sendiri dan kamu akan menjadi salah satu ibu terbaik itu nantinya." Mrs. Liliyana menepuk pelan pundak Lala.

"Mau lanjut belajar apa udahan nih?" tanya Ms. Liliyana karena yang sibuk velajar daritadi tuh Bram sedangkan Lala kebanyakan main dan gangguin Bram.

Mrs. Liliyana marah nggak? Ya tentu enggak lah, mana bisa dia marahin bumil yang lucu satu ini. Ms. Liliyana maklum sama bumil satu itu, mood swingnya kadang tiba-tiba muncul enggak kenal waktu.

"Ehm. Lala udahan aja ya miss, natap rumus yang miss tulis aja rasanya bayi Lala pengen brojol cepet-cepet saking enggak kuatnya," sahut Lala yang mendahului merapikan buku tulisnya.

Young Parent'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang