YOUNG : 39

1.4K 119 25
                                    

Sore gengs, gimana keadaan kalian sore ini?

Enggak usah basa-basi yang basi, mending langsung cus bacanya.

Tandai typo guys✨

Tak pernah Bram sangka, sudah dua tahun dia lewati tanpa Lala. Walau semua terlihat baik-baik saja dari luar tapi tidak didalam hatinya yang masih ada ruang kosong yang belum bisa terisi sepenuhnya.

Mengurus Abhi sendiri dan sesekali dibantu oleh Papa Ares dan Mbak Dewi ketika dirinya kuliah. Sekarang Abhi tumbuh menjadi anak laki-laki yang ceria dan aktif. Tak akan pernah Bram biarkan ada segaris lengkung kesedihan yang tercipta dibibir Abhi.Akan dia usahakan semua kebahagiaan Abhi, prioritasnya sekarang adalah mengurus Abhi dengan tangannya sendiri.

"Ayah," panggil Abhi pelan pada Bram yang sedang duduk menatap layar laptop.

"Kenapa Abhi sayang?" tanya Bram. Dia menyingkirkan laptop didepannya dan menarik lengan Abhi agar mendekat padanya.

"Bilang sama ayah ada apa,"

"Mau wang," sahut Abhi memelas kearah Bram.

"Minta uang buat beli apa hmm? Tadi pagi kan udah belanja sama kakek," kata Bram pelan, kini dia memangku Abhi pada pahanya.

"Mau wang, li eskim."

"Mau uang yang mana? Ini atau ini?" tanya Bram memamerkan dua lembar uang beda nominal.

Dibanding mengambil yang nominal sebesar, Abhi memilih untuk mengambil uang yang nominalnya lebih kecil yaitu 5000.

"Maacih ayah." Abhi mengecup pipi Bram sebagai tanda terimakasih karena sudah diberikan uang yang dia perlukan.

"Sama-sama Abhi. Belinya sama tante Dewi aja ya, Ayah mau lanjut kerjain tugas," kata Bram lalu menurunkan Abhi.

"Mbak Dewi!" panggil Bram yang kebetulan mbak Dewi sedang ada dirumahnya.

"Kenapa den?" tanya Mbak Dewi.

"Bram minta tolong ajak Abhi ke indomart depan ya Mbak, dia mau beli ice krim katanya. Ini uang buat beli cemilannya Abhi, kalo bayar ice krimnya pake uang yang dipegang Abhi ya. Kalo enggak pake uang dia, nanti Abhinya nangis." kata Bram. Abhi tidak suka dibayarin apapun yang dia beli, kalo dia sudah pegang uang maka uang yang dia pegang yang harus dibayarkan bukan uang yang lainnya. Beda lagi kalo lagi enggak pegang uang, maka Abhi dengan senang hati menerima traktiran.

"Iya den." kata Mbak Dewi yang sudah paham dengan sifat Abhi yang satu itu.

"Lihat La, Abhi udah gede. Dia udah bisa minta uang buat beli ice krim, Abhi pinter banget La. Dia udah lancar ngomong saat umurnya masih 2 tahun, dia pinter nyanyi cicak di dinding walau hanya sepenggal sepenggal doang sih," gumam Bram sambil terkekeh pelan.

Bram masih tak menyangka kalau Abhi sekarang sudah besar. Rasanya baru kemarin dia menggendong Abhi tapi sekarang dia sudah enggak bisa menggendongnya lagi karena Abhi paling anti di gendong semenjak bisa berjalan.

***

"Udah dua tahun kepergian Lala, lo enggak ada niatan buat nyari ibu sambung buat Abhi?" tanya Lucas iseng, sebenarnya enggak serius juga sih.

"Enggak." sahut Bram singkat.

"Why? Kenapa Bram, kenapa?" tanya Lucas dengan dramatis.

"Ya gue masih bisa ngurus Abhi, masih ada bokap gue, Mbak Dewi yang siap ngebantu gue 24 jam. Jadi gue enggak perlu nyari ibu sambung buat Abhi, gue bisa jadi ayah sekaligus ibu buat Abhi."

Young Parent'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang