YOUNG : 32

1.8K 145 14
                                    

Tandai typo guys✨

•••

Ibu mana yang enggak kesal kalo anaknya yang ganteng sudah mandi dan wangi kembali dibuat kotor oleh ayahnya. Saat ini Lala kesal dengan Bram yang membiarkan Abhi bermain lumpur dihalaman depan rumah, tanah yang basah akibat dari Mbak Dewi habis nyiram tanaman sore ini.

"Bram! Abhi kenapa di biarin main lumpur sih? Aku tuh udah mandiin dengan susah payah terus sekarang kamu malah dengan entengnya biarin dia kotor-kotoran," ujar Lala berkacak pinggang.

Bram yang juga ikutan bermain lumpur dengan Abhi pun menoleh dan memberikan cengiran khas miliknya sedangkan Abhi fokus dengan lumpur ditangannya.

"Maaf bunda! Habisnya kamu mandiin Abhi terlalu awal, tadi Abhi yang ngerangkak ke teras depan sendirian dan akhirnya main lumpur disini," sahut Bram

"Aku tuh sengaja mandiin lebih awal, soalnya mau ke rumah mama habis ini."

"Kamu buruan ajak Abhi mandi lagi," suruh Lala

"Siap Bunda!"

Bram menggendong tubuh gempal milik Abhi masuk ke dalam rumah. Abhi yang masih ingin bermain lumpur pun meronta ingin diturunkan dari gendongan sang ayah.

"Mainnya udahan dulu ya Abhi sayang. Kita mandi dulu biar enggak kena marah bunda."

Abhi menggeleng-gelengkan kepalanya tanda menolak untuk diajak mandi oleh sang ayah. Pokoknya dia kepengen main bukan mandi.

"Kalo kamu enggak mau mandi, ayah sama bunda bakalan ninggalin kamu sama eyang dirumah mau?"

Abhi menggelengkan kepalanya, entahlah apakah anak itu paham dengan apa yang Bram katakan atau tidak. Pokoknya jurusnya Abhi kalo dilarang atau dibilangin sesuatu pasti bakalan geleng-geleng kepala yang udah kayak senam SKJ aja.

Bram menengadahkan tempat mandi milik Abhi, mengisinya dengan air hangat. Membuka semua pakaian Abhi yang sudah kotornya enggak ketulungan, pasti nih nanti Lala bakalan ngomel-ngomel saat nyuci baju milik Abhi.

"Bajunya Abhi mana?" tanya Lala yang masuk kedalam kamar mandi meminta pakaian kotor milik Abhi yang bakalan dia cuci berbarengan dengan pakaian kotor yang lainnya.

"Ya tuhan ini kotornya udah ngalahin dosa hidup kamu Bram," ujar Lala melihat pakaian Abhi yang sudah berwarna coklat semua, enggak ada warna lainnya lagi.

"Ck. Pake disamain sama dosa aku, kenapa enggak dosa kamu aja?"

"Dosa aku itu udah ditanggung sama kamu soalnya, makanya enggak bisa disamain." Lala keluar dan meninggalkan bapak dan anak itu berdua.

"Mandi ya, awas kalo nangis. Ayah jual kamu di tukang rongsokan," ujar Bram saat Abhi tak mau melepas pelukan pada lengan Bram.

Abhi tuh kayaknya kemusuhan sama air, karena setiap mandi Abhi pasti bakalan mengeluarkan tangisnya yang keras berharap ayah dan bundanya itu iba dan tidak jadi memandikan dirinya tapi enggak pernah berhasil karena Bram maupun Lala pasti tetap memandikan Abhi walau anak itu menangis keras.

"Hayooo, mau nangis kan?" ujar Bram saat bibir Abhi mulai terbuka dan mengeluarkan suara tangisnya.

"Anak siapa sih kamu Bhi, kok cengeng banget tiap mau mandi. Apa jangan-jangan kamu ke tukar waktu dirumah sakit?" tanya Bram.

Bibirnya Bram ngoceh dan menghiraukan suara tangis Abhi yang sudah sedikit mereda. Dengan hati-hati dan perlahan Bram menyabuni badan Abhi dengan sabun berbau stroberi itu. Selesai keramas dan yang lainnya, Bram mulai mengangkat Abhi dan melilitnya dengan handuk putih.

Young Parent'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang