Assalamu'alaikum ... ketemu lagi sama aku yang enggak dirindukan karena kalian cuma rindu ama tulisanku.
Hari ini kalian sibuk apa? Kalo aku sih seperti biasa, sibuk bernapas biar tetep hidup.
Oke, mari kita lanjut ke Bab kedua. Bissimillahirrahmanirrahim.
SMK Adiwiyata, adalah tempat Olin menimba ilmu hampir 3 tahun terakhir. Sekolah itu berisi banyak siswa kreatif dan berprestasi. Seleksi masuk sekolah tersebut cukup sulit, terutama untuk Olin yang tidak mempunyai keterampilan apalagi kecerdasannya sangat sederhana dan minimalis. Percayalah, mempunyai kenalan orang dalam bisa membuat hal yang tidak mungkin menjadi mungkin. Sebab itulah, Olin bisa menjadi murid di sekolah tersebut meski tidak mempunyai kelebihan selain cintanya pada Ibra.
Dia masuk dalam jurusan animasi. Bukan pilihannya, tetapi harus ia terima demi bisa satu sekolah dengan Ibra meskipun tidak satu jurusan. Karena cowok itu mendapat beasiswa dan masuk jurusan Multimedia. Selain Olin, Jero adalah orang yang juga mengikuti Ibra. Makelar dosa itu masuk masuk di jurusan Teknik Komputer dan Jaringan.
Sama seperti sekolah lain, pasti muridnya membentuk kelompok-kelompok dengan teman-teman yang satu server. Di SMK Adiwiyata pun sama. Sekeren-kerennya geng di sana, Ibra dan Jero adalah orang yang paling disegani.
Meskipun dua cowok itu tidak dalam satu jurusan, tapi semua murid tahu tentang kedekatan mereka. Ibra, dia tidak tanggung-tanggung kalau menyalahi aturan sekolah, karena dia punya aturan sendiri. Guru-guru tidak bisa melakukan banyak hal, karena selain m bebal, dia juga berprestasi. Sudah berapa kali ia membawa nama baik sekolah dalam kreasi broadcastingnya.
Kalau buat Jero, dia disegani karena memang bisa mengendalikan apapun dengan uang dan kekuasaan. Dia bisa berbuat semaunya, karena donatur terbesar di Yayasan sekolah itu adalah Papinya.
Meskipun banyak cowok ganteng dalam lingkungan SMK Adiwiyata yang besar dan mewah itu. Hanya Ibra dan Jero yang paling banyak diinginkan oleh para murid cewek. Bukan hanya murid di sekolah mereka, tetapi di sekolah lain juga. Bahkan kalau lagi ada tawuran antar sekolah, tidak jarang para cewek sekolah lain justru sibuk bela SMK Adiwiyata.
Entahlah, itu hal yang harus dibanggakan atau tidak. Yang jelas, Olin paling malas lihat cewek-cewek itu ngedeketin Ibra. Untung aja Ibra pembawaannya yang cuek. Kalau macam Jero, dih ... bisa makan hati tiap detik.
"Assalamu'alaikum, eperibadeh!" salam Olin ketika memasuki kelas. Beberapa teman menjawab, beberapa lagi tak acuh.
Kelas 12 Animasi-1 hanya berisi 29 murid dan Olin hanya dekat dengan seorang anak ibu kantin dan seorang cowok yang feminim. Dia tidak terlalu banyak berteman.
Dekat dengan Ibra dan Jero membuat Olin sedikit sulit di sekolah. Mereka yang lapang dada memberinya tatapan kagum. Bagi yang anggap dia saingan? Hm ... Olin adalah bahan bakar gibahan yang paling menarik buat mereka. Namun hal itu tidak dipedulikan. Bagi Olin, hanya Ibra yang bisa mengusik perasaannya, bukan orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPACE OF DESTINY [END]
Romance[DIWAJIBKAN FOLLOW SEBELUM BACA] "Nggak apa jadi bodoh, tapi belajarlah dari kebodohan itu agar kamu nggak mengulangi kesalahan yang sama. Nggak apa, jangan khawatir. Begitulah cara keadaan menjadikanmu dewasa." 🌻🌻🌻 Ini adalah cerita tentang kebo...