Assalamu'alaikum. Awali aktifitas kita dengan basmalah dan doa terbaik untuk diri sendiri ataupun orang yang butuh didoakan.
🌻🌻🌻
Ya Allah ... jika ada ada orang yang tidak menyukai kebahagiaan kami, maka bahagiakan dia sampai dia lupa akan kebahagiaan kami.
Aamiin
___
__
_Gadis berhijab abu-abu dengan baju putih berbalut jaket denim itu tengah duduk memeluk lutut di lantai tepat di samping pintu ruang UGD sebuah rumah sakit swasta di kota Solo. Matanya merah penuh dengan cairan bening yang tidak kunjung berhenti membasahi pipi. Rasa takut tergambar jelas di paras ayu gadis itu. Bahunya naik turun, seirama dengan isakan tangisnya.
Setiap kali pintu IGD terbuka, wajahnya berubah tegang dan pucat. Ia tidak sanggup membayangkan jika seorang perawat mengatakan hal-hal yang tidak diinginkan dengan Ummi. Perasaannya sudah carut marut ketika tetangga yang membantu bawa Ummi ke IGD menyalahkannya. Itu adalah orang lain, lalu bagaimana dengan Ibra dan Abi saat bertemu dengannya nanti?
Olin tidak berani menghubungi Ibra. Ia justru menghubungi Jero, meminta agar cowok itu yang memberi tahu Ibra tentang apa yang terjadi dengan Ummi.
Ia tak tahu berada di sana berapa lama. Ia merasa waktu berjalan cukup lambat. Sampai akhirnya ia mendengar derap langkah kaki dari pintu masuk wilayah IGD. Dua orang cowok yang ia kenali sedang berlarian ke arahnya. Benak Olin semakin tidak karuan saat melihat wajah Ibra yang panik. Cowok itu tidak tahu keberadaannya, justru Jero yang memberitahu dan menghampirinya.
"Olin!" Ibra duduk di depan Olin dan menangkup kedua pipi cewek itu. Seketika air mata Olin semakin bercucuran. "Gimana keadaan Ummi sekarang?"
Olin menggeleng. "Dok ... ter, belum keluar."
Cowok itu tertunduk. Kedua tangannya pindah merengkuh bahu Olin. Tanpa sadar rengkuhan itu semakin kuat hingga membuat Olin merintih menahan sakit.
"Ibra!" Jero mencoba menarik tangan itu dan dengan cepat Ibra melepaskannya.
"Maafkan aku ...."
Ibra mengangkat kepala. Perasaan Olin semakin hancur ketika melihat pria di depannya itu menangis. Ia mengenggam tangan Ibra kemudian berlutut. "Maafin aku, Ibra. Maafin aku ... maafin aku buat Ummi jadi seperti ini," ucapnya ketakutan dengan linangan air mata.
"Ceritakan, gimana ini bisa terjadi?"
"Kamu juga aneh-aneh, Ib. Nitipin Ummimu ke anak manja seperti dia."
"DIAM, BANGSAT!" sentak Jero ketika tetangga Ibra menyudutkan Olin. Cowok itu seakan tidak peduli jika suaranya menarik perhatian orang-orang yang sedang menunggu pasien di sana. "Sekali kau bicara buruk tentangnya, kurobek mulutmu!" ancamnya lagi.
Sedangkan Olin masih ketakutan menatap Ibra. Kalimat orang tadi benar-benar menjatuhkan mentalnya. Ia tidak kuasa mengutarakan apapun selain tangisan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPACE OF DESTINY [END]
Romance[DIWAJIBKAN FOLLOW SEBELUM BACA] "Nggak apa jadi bodoh, tapi belajarlah dari kebodohan itu agar kamu nggak mengulangi kesalahan yang sama. Nggak apa, jangan khawatir. Begitulah cara keadaan menjadikanmu dewasa." 🌻🌻🌻 Ini adalah cerita tentang kebo...