Aku mencintaimu dengan terus terang sedangkan kamu mencintaiku dalam diam.
[Olinzya Amarilis]"Saat kamu sibuk mencintaiku, aku sibuk menahan perasaanku buatmu."
Deg!
Olin terpaku dalam pikirannya. Kalimat Ibra seakan menjawab semua hal yang selama ini ia cari."Ka-kamu su-suka ke aku?" tanya Olin. Sangking gugupnya, ia mencengkeram celana tidurnya.
"Apa sesulit itu buat ngartiin sikapku?"
Mulut Olin yang reflek menganga lekas ia bungkam sendiri. Napasnya sesak dan jantungnya berdebar kencang. Ibra terlalu banyak memberikan kejutan hingga membuat detak jantungnya terpacu sangat kuat.
"Sayangnya kita memang seperti bulan dan matahari yang punya garis edar sendiri. Aku bukan orang yang layak buat kamu."
"Enggak!" sergah Olin menggeleng dan mencengkeram tangan Ibra. "Kamu orang yang layak. Aku yang nggak layak buatmu."
Ibra tersenyum lebar. Bibirnya menipis dan sedikit menampilkan jajaran gigi yang sangat rapi. Cowok itu mengusap pipi Olin dengan lembut.
"Tapi sekarang, aku harus berusaha menjadi orang yang pantas untukmu."
Mata Olin kembali memupuk cairan bening. Terharu mendengar apa yang diucapkan Ibra. Perasaannya selama ini terbalas, hanya saja ia tidak menyadari itu.
"Bagaimana bisa. Aku mencintaimu secara terang-terangan sedangkan kamu mencintaiku dalam diam."
Brrm Brmm Brrm.
Suara motor yang memasuki halaman parkir membuat reflek Ibra melepaskan tangannya dari pipi Olin. Begitu juga Olin, segera melepaskan tangan Ibra.
"Dicariin ke mana-mana, taunya di sini!jauh amat sih!" protes Apid saat turun dari motor.
Olin bisa melihat lebih dari 10 motor ada di sana. Salah satunya ada motornya. Yoka menghampiri dan memberikan kunci motor padanya.
"Makasih, ya, Yok," ucap Olin.
"Nggak asyik banget suasana geng kita sejak kalian tengkar. Kuharap setelah ini selesai sudah perselisihan di antara kalian. Bikin kelompok kebagi jadi dua." Apid melirik Olin. "Gara-gara cewek bisa rusak kekompakan geng kita."
"Dia nggak salah, Pid. Ini urusan pribadiku ama Jero." Ibra berdiri dan menepuk bahu Apid. "Sorry, ya. Ngelibatin kalian," ucap cowok itu sambil mengedarkan pandangan ke semua teman-temannya.
"Yaudahlah. Semoga bener-bener selesai sekarang."
"Pulang kayak gitu nggak masalah?" tanya seorang yang lain.
"Nginep di rumah aja, Bra!" sahut teman yang lain. Beberapa menawarkan hal serupa.
"Aku antar Olin pulang dulu. Nanti aku bisa ke tempat si Ajung."
KAMU SEDANG MEMBACA
SPACE OF DESTINY [END]
Romance[DIWAJIBKAN FOLLOW SEBELUM BACA] "Nggak apa jadi bodoh, tapi belajarlah dari kebodohan itu agar kamu nggak mengulangi kesalahan yang sama. Nggak apa, jangan khawatir. Begitulah cara keadaan menjadikanmu dewasa." 🌻🌻🌻 Ini adalah cerita tentang kebo...