Lari dari apa yang menyakitimu akan semakin menyakitimu. Jangan lari, terlukalah sampai sembuh.
-Maulana Jalaluddin Rumi-🌻🌻🌻
Assalamu'alaikum. Maapkan aku datang terlambat.
Langsung gas ngeeeng ya.Bel tanda masuk sekolah sudah berdering. Koridor SMK Adiwiyata sudah cukup sepi. Namun, Olin belum mendapati Dita duduk di bangkunya. Ima juga tidak mendapat alasan kenapa cewek itu tidak masuk. Sejak dekat dengan Jero, Dita semakin aneh dan suka menyendiri.
Jam istirahat pertama, Olin mendatangi Bu Ani —Ibu Dita— di kantin untuk menanyakan apa yang terjadi dengan sahabatnya. Ternyata Dita sedang sakit, dia pilih untuk istirahat dan tidak memaksakan untuk masuk, agar kondisinya tetap terjaga saat ujian nanti. Jika setiap menjelang ujian semester mereka selalu bersama, beda dengan saat ini. Tidak ada kekompakan lagi dalam persahabatan mereka.
Seperti sore ini, Olin berniat mengajak Ima untuk belajar bersama Ibra, tetapi ternyata orang tua Ima sudah mendatangkan guru privat untuk anaknya. Dan seperti sebelumnya, hanya Olin dan Ibra yang belajar bersama.
Ada yang berbeda kali ini, konsentrasi mereka diuji dengan berisiknya aktivitas di bawah. Toko belum tutup, jadi masih terdengar bunyi ketukan-ketukan palu untuk membuat papan bunga dan candaan karyawan Bunda di antara kesibukan merangkai pesanan bucket bunga kering.
"Nggak nyaman, ya?" tanya Olin segan pada Ibra.
"Biasa aja."
"Aku takut konsentrasimu keganggu."
"khawatirkan dirimu sendiri. Kamu lebih dengerin ghibahan mbak-mbak di bawah itu dari pada penjelasanku."
"Enggak kok enggak!" Olin menggeleng cepat, menampik tuduhan Ibra yang sebenarnya memang benar. "Mau pindah aja?" tanya Olin.
"Emang bagian mana lagi di tempat ini yang sepi?"
Olin melihat sekeliling dan menggeleng pelan. "Benar, nggak ada," keluhnya.
"Udah diam aja. Fokus ama buku dan dengerin suaraku."
"Oke."
"Kalau kamu beneran dapat nilai A, aku bakalan turutin kemauan kamu buat jalan-jalan berdua."
"Susah loh dapat nilai A, Ibra," ujar Olin. "C aja, ya, ya. Please!" pinta Olin dengan mengatupkan kedua telapak tangannya di depan mulut.
"B."
"C."
"Batal."
"Oke Oke. Aku coba dapat B," ucap Olin setuju.
"Ya udah. Fokus!"
Olin mengangguk. Semangatnya kembali berkobar ketika membayangkan dia akan kencan dengan Ibra. Padahal, dia minta itu sebagai tanda perpisahan. Namun ternyata takdirnya berkata lain. Jika ia mendapat nilai bagus, ia akan mendapat hadiah besar itu dari Ibra.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPACE OF DESTINY [END]
Romance[DIWAJIBKAN FOLLOW SEBELUM BACA] "Nggak apa jadi bodoh, tapi belajarlah dari kebodohan itu agar kamu nggak mengulangi kesalahan yang sama. Nggak apa, jangan khawatir. Begitulah cara keadaan menjadikanmu dewasa." 🌻🌻🌻 Ini adalah cerita tentang kebo...