Bersaing dengan orang yang sama-sama mencintaimu lebih mudah dibanding bersaing dengan orang yang kamu cintai.
🌻🌻🌻
Kasih bonus dah hari ini.
Olin menjalani hari-hari yang lebih berat. Fasilitas yang dia miliki sudah tidak seperti dulu. Bunda memulangkan beberapa ART dan sopir yang bekerja di rumah mereka, hanya menyisakan satu orang, Mbak Sarti. Jika sebelumnya Olin cuma punya tugas merawat bunga-bunga kesayangannya, kali ini ia juga harus membantu tugas ART untuk membereskan rumah yang besar itu. Kalau Ayah masih ada, pasti Ayah akan memarahi semua penghuni rumah karena membuat Olin menyapu. Sayangnya, keadaan sudah berubah.
Cewek manja itu dipaksa untuk mulai bersikap dewasa. Dalam pikirannya sudah tidak hanya berisikan Ganendra Ibraksa. Otaknya terasa penuh memikirkan keluarga, pelajaran, persahabatan juga perasaannya pada Ibra yang seharusnya memudar tetapi semakin tumbuh.
Di mana-mana ia merasa tidak nyaman. Di sekolah, ia hanya berteman dengan Ima. Dita sudah tidak seperti dulu. Cewek itu terlihat menghindari Olin bahkan Ima. Yang membuat Olin penasaran, Dita tidak menunjukkan kebencian, hanya saja sikapnya aneh. Seakan menyembunyikan sesuatu.
Tiga pekan berlalu dengan setiap hari Ibra membantunya belajar. Ujian akhir semakin dekat dan hasil ulangan beberapa Mata pelajaran Olin meningkat. Itu membuatnya semakin semangat dan percaya diri. Meskipun setiap hari dia masih harus mendengar gunjingan dari teman-teman dan juga keusilan Jero yang selalu menyulitkan.
Lucunya, seorang Fellie yang dulu bisa terang-terangan menyerang, beberapa minggu ini sudah tidak berani berulah. Cewek-cewek di sekolah cuma bisa main belakang dalam menghinanya. Kesal sih, tapi Olin memilih tidak mencari masalah dan lulus dengan nilai baik untuk membungkam mulut-mulut orang yang meremehkannya.
"Aneh nggak sih, beberapa kali ulangan Olin dapat nilai bagus. Apa iya dia gunain duit buat dapetin bocoran soal?"
Olin yang sedang berada dalam toilet mendengar seseorang sedang membicarakannya.
"Duit apa? Keluarganya aja udah jatuh miskin. Hutang di mana-mana. Fellie bilang sendiri 'kan? Karena keluarga Olin, papanya punya masalah."
"Tapi aneh banget. Deket ama Dita yang pinter aja, nilai ulangannya masih jelek. Sekarang, mereka jauh malah bagus. Aneh banget!"
"Fix ini, dia manfaatin orang-"
"Olin nggak akan seperti itu!"
Olin mendengar suara Dita di luar sana. Niat untuk keluar ia urungkan. Ia ingin mendengar apa yang akan dilakukan Dita.
"Dia itu pinter sebenernya, cuma sibuk aja ngurusin orang lain. Kalau dia udah fokus gini, ya kelihatan kan hasilnya."
"Nggak usah belain, deh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
SPACE OF DESTINY [END]
Romance[DIWAJIBKAN FOLLOW SEBELUM BACA] "Nggak apa jadi bodoh, tapi belajarlah dari kebodohan itu agar kamu nggak mengulangi kesalahan yang sama. Nggak apa, jangan khawatir. Begitulah cara keadaan menjadikanmu dewasa." 🌻🌻🌻 Ini adalah cerita tentang kebo...