30

12.5K 3.7K 2.8K
                                    

Assalamu'alaikum kakak-kakak. Cuma mau ingetin, yang belom follow akun wattpadku tolong disegerakan menpollow. Yang gambar kaki kucing.

🌻🌻🌻

Bertahan tanpa mampu memperbaiki hanya akan menjadi beban yang menyakitkan dan melarikan diri adalah caraku mencintaimu.
[ZieAryani dan U_line]
___
__
_

Olin sudah merapikan semua barang-barang yang akan dibawa pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Olin sudah merapikan semua barang-barang yang akan dibawa pergi. Lemarinya hampir kosong karena isinya sudah masuk ke dalam koper. Dua hari lagi dia berangkat ke Bandung menggunakan kereta api. Om Zacky menyuruh seorang wanita muda untuk mengantarnya sampai ke tujuan. Dalam semalam, Pria paruh baya yang mempunyai jabatan tinggi itu mampu mencairkan hasil penjualan Ruko. Om Zacky membeli bangunan tersebut dan jika sewaktu-waktu Olin menginginkannya, akan dengan mudah dikembalikan.

Dalam sisa waktu dua hari ini Olin habiskan di rumah sakit untuk menemani Ummi. Abi selalu mengawasi. Olin tidak marah akan hal itu, ia pun takut jika sendirian lalu melakukan kesalahan lagi.

Di hari kedua, Olin berharap Ummi sadar agar dia bisa meminta maaf sebelum pergi besok siang. Namun, sampai ia akan pulang sebelum azan Maghrib, apa yang diharapkan tidak terjadi.

"Aku pamit, ya, Bi. Misalkan Ummi nanti sadar, tolong sampaikan maafku ke Ummi," pinta Olin sebelum meninggalkan ruangan.

"Kamu udah bilang itu 9 kali, Mbak." Abi memberikan lirikan sinis.

"Iya. Aku titip sampaikan maafku. Kugenapin 10 kali biar kamu nggak lupa."

"Otak smart gini diremehin," gumam Abi. "Emangnya kamu besok nggak mau ke sini, Mbak? Nggak pengen ketemu Mas Ibra? Kok rasanya aneh banget kalau kamu nggak ngusik hidup Masku."

"Aku cuma mau jenguk Ummi. Nggak ada niat lain," sahut Olin dan Abi menyebikkan bibirnya. "Kamu nggak suka aku di sini?"

"Biasa aja," sahut Abi. "Udah, pulang sana. Hati-hati di jalan, aku khawatir sama pengendara lain kalau kamu turun ke jalan."

"Dih! Assalamu'alaikum," pamit Olin setelah memberikan lirikan sinis pada Abi.

"Wa'alaikumsalam."

Olin beranjak pergi. Ia mengeluarkan kunci motor dari dalam tas selempangnya. Ia harus ke rumah Ima untuk pamit pada sahabat serta kedua orang tuanya. Untuk Dita, ia tidak akan bingung, karena setelah kelulusan, cewek itu akan menyusulnya ke Bandung. Sedangkan dengan Ibra, ia sengaja tidak ingin bertemu. Ia takut akan semakin berat untuk pergi.

Namun, saat dia menuruni tangga untuk ke lantai satu. Ia bertemu dengan seorang cowok berhoodie hitam yang sedang meniti anak tangga. Olin sempat ingin menghindar, tapi tatapan mereka terlalu cepat bertemu.

"Olin! Udah mau pulang?" tanya Ibra, Ia berhenti dan menjajarkan diri beberapa tingkat di bawah Olin.

"Iya. Kok kamu ke sini?" Olin balik bertanya dan cowok itu terlihat berpikir. "Masih ada kerjaan 'kan habis ini?"

SPACE OF DESTINY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang