26

9K 3.5K 1.2K
                                    

Istighfar dulu, yuk. Kita semua seorang pendosa.

🌻🌻🌻

Astaghfirullah hal'adzim, aladzi laailaha illahuwal khayyul qoyyuumu wa atuubu ilaiih.
.
Aku mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung, yang tiada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya.
___
__
_

Kejutan besar terjadi secara terus menerus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kejutan besar terjadi secara terus menerus. Tubuh, hati dan pikiran Olin seakan dihancurkan oleh kenyataan yang ada. Keanehan akan sikap Bunda yang selama ini ia rasakan terjawab sudah. Bunda bukan pergi untuk bekerja, tetapi pergi untuk berobat.

Olin memberanikan diri menyentuh tangan renta yang baru ia sadari menjadi lebih kurus dari sebelumnya. "Huh!" Ia berdecak pelan di antara isakan tangis, mendengus kesal pada diri sendiri karena membandingkan tangan Bunda sekarang dan sebelumnya.

Sebelumnya yang mana? Kapan dia terakhir benar-benar memperhatikan tubuh itu? Belasan tahun yang lalu? Apa yang selama ini dia pikirkan sampai tidak sadar kalau orang-orang di dekatnya sedang tidak baik-baik saja?

"Maafin Olin, Bunda. Maafin Olin ...." Ia duduk di kursi yang ada di samping tempat tidur, menggenggam erat dan terus menciumi punggung tangan itu. "Olin benar-benar anak yang nggak tahu diri. Olin egois, Olin bodoh, Olin durhaka sama Ayah dan Bunda. Olin bego, Bun. Olin bego! Bunda selama ini berjuang sendiri ngelawan sakit dan Olin cuma mikir keinginan Olin yang enggak masuk akal."

"Doakan Bunda, ya, Olin. Dia butuh sekali kekuatan saat ini." Tepukan tangan Om Zacky di bahu membuat Olin mengangkat kepala. Matanya sudah sangat sembab, basah dan susah untuk terbuka lebar.

"Bunda bisa sembuh 'kan, Om?" tanya Olin. Ia ganti memandangi dokter di depannya. "Bunda akan baik-baik saka 'kan, Dokter?" desaknya.

"Bu Rumaya sudah berjuang sangat keras selama ini. Seharusnya beliau harus berada di rumah sakit, tapi selama ini beliau memilih untuk rawat jalan. Dan di kondisinya yang sekarang, sangat kecil kemungkinan untuk beliau bisa sembuh," jawab seorang Dokter pria yang terlihat seumuran dengan Bunda.

"Kanker bisa dikemo 'kan? Atau apa itu istilahnya. Banyak yang sembuh 'kan? Kenapa nggak pakai seperti itu? Atau cara lainnya? Ini 'kan rumah sakit besar, pasti punya peralatan dan pengobatan canggih buat pasiennya?"

"Olin Olin Olin ...." Om Zacky menenangkan Olin. "Dokter sudah melakukan semua prosedur itu, Olin."

"Untuk saat ini Bu Rumaya hanya bisa menjalani kemoterapi paliatif dan terapi radiasi. Bukan lagi untuk menyembuhkan, tetapi untuk menekan pertumbuhan sel kanker dan meringankan rasa sakitnya," jelas Dokter.

"Bunda selalu rutin menjalani terapinya, hanya saja akhir-akhir ini dia nggak bisa lakuin karena nemenin kamu belajar di rumah," ujar Om Zacky, semakin membuat Olin merasa bersalah.

SPACE OF DESTINY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang