Seseorang pernah bertanya seperti ini:
Adakah rasa sakit yang melebihi sakitnya melahirkan?Dan seseorang lainnnya menjawab:
Ada. Saat seorang anak membentak ibu yang sudah melahirkannya tetapi sang ibu masih memaafkan dan mendoakan yang terbaik untuknya.
___
__
_Sejak bertemu dengan Jero, perasaan Olin menjadi lebih resah dari sebelumnya. Dua hari berlalu dan tidak ada satu pesanpun yang masuk dari cowok tersebut. Pekerjaan sempat terkendala, karena merangkai bunga membutuhkan mood yang bagus, sedangkan ia sedang berada dalam kekhawatiran yang berlebih. Sebisa mungkin, ia tetap melakukannya secara profesional dan memberikan yang terbaik.
Di hari ketiga, Olin mulai putus asa dan tidak mau berharap banyak pada Jero. Mungkin cowok itu sudah kembali ke Solo atau bahkan menghilang ke ditelan bumi.
"Olin ... kenapa?" tanya cewek yang sedang terbaring di atas tempat tidur. Dari ruang tengah, Olin membalas dengan senyum dan gelengan kepala. "Beberapa hari ini kamu kelihatan beda, loh. Ada apa?" desak Dita.
Olin masih menggeleng. Ia kembali melanjutkan kegiatannya, memangkas daun dari batang bunga-bunganya yang baru datang tadi siang. Dari ekor mata, Olin bisa melihat cewek yang ada di dalam kamar itu sedang bergerak mendekatinya lalu duduk di lantai, tidak jauh di sampingnya.
"Maaf, ya. Kehadiranku justru buat hari-harimu berat. Semua nggak berjalan sesuai rencanaku dan malah ngerepotin kamu."
"Itu artinya Allah percaya kalau aku bisa jaga kamu, makanya dia kasih jalan buat terus deket sama aku." Olin menatap Dita sejenak kemudian kembali membersihkan bunganya. "Makanya ... kamu harus sehat-sehat, ya. Sekarang 'kan masuk minggu 33, bentar lagi dedeknya keluar. Jangan pikirin apapun, biar kalian baik-baik aja."
Tiba-tiba Olin merasakan sebuah tangan memeluk tubuhnya, membuat pergerakan tangannya terbatas. Dita menyandarkan kepala di bahu Olin. Ia putuskan untuk menghentikan kegiatan dan mengusap lengan yang melintang di atas dadanya.
"Makasih ... kamu selalu jadi Olin yang kukenal walau aku sudah jadi sahabat yang berbeda. Aku senang sekali, Allah mengizinkanku bertemu dengan orang baik sepertimu. InsyaAllah, kamu akan dikelilingi orang-orang baik yang akan melindungimu."
"Aamiin ... salah satu orang baik itu ada di sini. Buat perjalanan sepiku jadi berwarna."
Dita mengangkat kepala tanpa melepas pelukannya. "Aku ingin terus sama kamu ... aku mau balas semua kebaikanmu. Aku mau temenin dan jadi saksi kesuksesan kamu nanti." Kali ini ia menegakkan badan dan merengkuh bahu Olin. "Aku senang, kamu jadi cewek kuat dan nggak manja. Bahkan aku merasa kamu lebih dewasa dan bijak. Justru aku yang menjadi semakin bodoh, egois dan ceroboh. Aku yakin, kamu akan jadi orang sukses nanti."
"Kita 'kan sahabat. Kita akan saling ngisi, saling ngingetin. Kamu tahu jeleknya aku, aku tahu jeleknya kamu dan kita masih bisa bersama, buang ego biar kita sama-sama bahagia, 'kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SPACE OF DESTINY [END]
Romance[DIWAJIBKAN FOLLOW SEBELUM BACA] "Nggak apa jadi bodoh, tapi belajarlah dari kebodohan itu agar kamu nggak mengulangi kesalahan yang sama. Nggak apa, jangan khawatir. Begitulah cara keadaan menjadikanmu dewasa." 🌻🌻🌻 Ini adalah cerita tentang kebo...