Chapter 8

10.8K 970 324
                                    

Guys aku mau ngasih tau ada series Indo bagus banget, judulnya Sianida!
Alias istighfar berkali-kali aku nontonnya😑

Yang awalnya ngerekomendasiin ke aku fiks sihh, fikss punya dendam pribadi😤

Habis nonton bareng temen, teriak-teriak heboh mulu wkwk.

Jadi itu kayaknya series pertama indo yang ada unsur GxGnya atau apalah namanya itu, gausah spoiler lahh aku mending nonton sendiri aja. Di WETV Gratis tiss tisss tisss, jangan nonton bajakan ya guys🤙









































Selamat membaca
,,,_______________________,,,






























Gracia POV

Aku mengerjapkan mataku berkali-kali saat mendengar pertanyaan dari Bu Shani.

"Ibu nggak lagi sakit kan Bu ngomong kayak gini?" tanyaku dengan kening berkerut.

Dia tersenyum lalu mengambil kedua tanganku dan menggenggamnya.

"Coba periksa saya lagi sakit apa enggak?" jawabnya menuntun satu tanganku ke keningnya.

Suhu badannya biasa saja, tapi mengapa mendadak seperti ini?

"Ibu serius?" tanyaku lagi memastikan.

Dia tersenyum, ibu jarinya sibuk mengusap punggung tanganku saat ini.

Aku masih diam menatap matanya dalam-dalam, tak ingin terjebak jika dia hanya bercanda.

"Saya serius Gracia, berhenti menatap saya seperti itu" marahnya.

"Bukannya kemaren ibu minta waktu buat ngeyakinin hati ibu?bukannya ibu masih mencintai orang lain?" cecarku begitu ingin tau.

Aku tak mau jika dia hanya bermain-main atau sekedar menjadikanku tempat pelampiasan.

Aku melepaskan genggaman tangannya lalu memegang kepalaku sendiri.

"Saya tau ibu masih terikat dengan seseorang dimasa lalu ibu, saya tau jika di lubuk hati terdalam ibu masih ada dia, saya masih siap menunggu ibu sampe ibu benar-benar siap menerima saya, saya nggak mau jika nantinya ibu ragu dan meninggalkan saya" jawabku menjelaskan ke khawatiranku.

"Saya sudah yakin sama apa yang saya rasain Gracia, saya sudah jatuh cinta sama kamu" ucapnya lembut dengan tatapan mata yang tak kalah lembut.

"Saya cemburu ketika melihat kamu bersama Anin dan kamu harus tau akan hal itu, saya nggak suka liat kamu selalu perhatian dan bermesraan dengan dia terutama saat berada dihadapan saya" lanjutnya menggebu-gebu, jujur aku ingin sekali tertawa mendengar penuturannya saat ini.

"Jadi ibu beneran cemburu liat saya sama Anin?" godaku menatapnya dengan satu alis terangkat.

Aku terkekeh saat melihatnya hanya menceburkan bibir seperti anak kecil.

"Kalo saya mau jadi pacar ibu, saya boleh cium ibu sekarang nggak?" tanyaku sambil senyum-senyum.

Dia melotot lalu menepuk pahaku cukup keras, membuatku sedikit meringis kesakitan.

Dia langsung mengusap pahaku bekas pukulannya, hal itu malah membuatku harus bersusah payah meneguk ludahku sendiri.

"Naikan lagi dong Bu" kataku dengan kekehan kecil.

From Teacher to WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang