Selamat membaca
__________________________Gracia POV
Saat aku tengah menikmati udara sejuk dan angin pantai, aku merasakan tubuhku di peluk dari belakang, tangan pun mulai melingkar di perutku.
"Kamu ga malu meluk aku di tempat umum kayak gini?" tanyaku sembari menoleh sedikit ke belakang, bisa ku lihat dia tersenyum lalu semakin mengencangkan pelukannya.
Aku memegang tangannya yang berada di perutku, mengusapnya lembut, menunggu dia menjawab pertanyaanku.
"Kenapa aku harus malu Gee, aku ga peduli apapun yang orang pikirin, yang aku peduliin sekarang aku seneng ada disamping kamu" jelasnya.
"Tapi kan kamu lagi ada di belakang aku kak"
"Aaaa Gee, ga gitu maksut aku" teriaknya yang refleks juga melepaskan pelukannya.
Aku membalikkan badanku, melihat ekspresi kesalnya. Tanganku terulur mencoba merapikan rambut panjangnya yang menutupi area wajahnya.
"Becandaaa kak, jangan pundung"
"Ga, aku mau pundung aja"
"Kak"
"Aku pundung"
"Sayangg" ucapku yang sontak membuat pipinya memerah, jantungku juga tiba-tiba perpacu dengan kencang saat menyebut kata itu.
"Ah ga asik mainnya gitu" ucapnya sambil mengulum senyum.
Aku ikut tersenyum. "Kenapa?ga nyaman ya aku panggil gitu?apa karna kita ga pacaran?" tanyaku.
Dia menggeleng.
Tangannya menarikku, membawaku pergi ke tempat yang lebih sepi.
"Tadi ada banyak orang, nanti ke dengerin, aku malu" ucapnya.
"Kamu meluk aku depan banyak orang aja kamu ga malu"
"Beda Geee"
"Iya-iya beda" kataku mengalah daripada aku menanggapi atau mendebatnya.
Aku mengajaknya duduk di salah satu gazebo, yang memang disediakan pengelola, namun tentu berbayar.
Entah kenapa di tempat yang saat ini aku duduk bersama Shani begitu sepi, atau karna memang aku yang menjauh dari keramaian.Aku menyandarkan kepalaku pada pundak Shani, sedangkan tanganku menyilang di lengannya.
"Kamu wangi banget sih" tuturku, tanpa sadar aku mulai menghirup aroma parfumnya, mencium bagian lehernya.
"Geee" lenguhnya.
Aku yang tersadar pun langsung menarik diri, namun sebelum itu aku sengaja mengecup singkat leher milik Shani.
"Graciaaaaa" teriaknya sambil menonjok ringan bahuku.
Aku memegang tangannya, mencegahnya saat akan memukulku lagi.
Dia tersenyum, lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain, mencoba menarik tangannya namun aku masih tetap menahan.
"Kak" panggilku sembari mengusap punggung tangannya.
"Coba lihat ke langit deh" ucapku yang langsung di ikuti dirinya yang menatap ke arah langit.
"Setiap kali aku kangen sama kamu, aku selalu liat ke arah langit kak, semenjak waktu kamu menghilang gitu aja, aku ga pernah sehari aja ga mikirin kamu, aku kangen banget sama kamu" jelasku sambil menatap wajah sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
From Teacher to Wife
Random"Aku menutup lembar kisahku bersamamu, kita tak akan pernah menjadi kita lagi, aku yang kini menemukan bahagiaku, begitupun kamu. Senang rasanya bisa mengenalmu, mengabadikanmu dalam kisah kita dalam cerita ini. Terimakasih, karna kepergianmu kini a...