Chapter 31

6.6K 723 339
                                    


Semoga terbayar rindunya karna nunggu lama❤️

Semuanya masih baik-baik aja kawand🤙dan akan selalu seperti itu!





























Selamat membaca
,,,________________________,,,






































Gracia Pov

Aku begitu panik saat mendengar jika Anin merasa kesakitan, untung saja jalanan malam ini tidak macet hingga akhirnya aku bisa segera sampai di kostan miliknya.

Aku mengambil kunci yang ada di dalam tasku dan segera masuk kedalam kosnya.

Tak lupa aku mengunci kembali pintu itu agar tak ada siapapun orang yang bisa seenaknya masuk.

Saat aku masuk aku sudah melihat Anin tiduran diatas tempat tidur, dia juga memegang area selangkangannya saat ini.

Arghhh sial, kenapa aku bisa mengambil harta paling berharga miliknya.

"Abinnn" panggilku membuatnya menoleh dan menatap ke arahku.

"Masih sakit?" tanyaku sedikit meringis karna melihatnya merintih.

"Maafin aku yahh, harusnya aku bisa lebih pelan" kataku lirih sambil mengusap rambutnya.

"Gapapa Gee, kan aku yang minta!" jawabnya dengan senyum manis.

"Kamu udah makan??" tanyaku memastikan sebelum memintanya untuk meminum obat.

"Udah kok"

"Kalo udah sekarang langsung diminum yah obatnya, bentar aku ambilin air dulu"

Aku pun segera mengambilkan segelas air minum untuknya lalu membantu meminumkannya.

"Istirahat dulu yah, jangan banyak gerak kalo emang sakit" pintaku sambil mengusap rambutnya.

"Sini.." dia menepuk samping tempat tidurnya, memberiku kode untuk berbaring disampingnya.

"Kamu nginep kan?" tanyanya saat aku beranjak naik ke atas tempat tidurnya.

"Iyaaaa"

"Tumben"

"Kamu lagi kesakiran gitu mana mungkin aku ninggalin kamu sendiri Abinnnn" jelasku.

Dia tersenyum lalu mendekatkan dirinya ke arahku, memeluk tubuhku dan menyembunyikan wajahnya diceruk leherku.

"Aww argghhh" dia sedikit merintih saat membaringkan tubuhnya kesamping agar bisa memelukku sepenuhnya.

"Hustttt jangan banyak gerak dulu makannya" aku mencoba menenangkannya dengan mengusap-usap punggungnya.

Dia memeluk tubuhku semakin erat, bibirnya mulai mengecup leherku lagi membuat desiran aneh mengalir dari dalam diriku.

"Ninn ahh jangannn digituin nanti ada bekasnya, aku gamau kalo sampe ada tanda" cegahku saat dia terus saja menciumi leherku.

"Geee aku mau lagii" ucapnya sensual.

Aku mendelik tajam, bisa-bisanya dia meminta hal itu lagi padahal dia masih kesakitan.

"Kamu masih sakit Nin, gausah macem-macem deh" marahku.

"Gee pleasee, aku gak tahan" pintanya dengan mata yang sayu.

Aku benar-benar tak mengerti apa yang telah terjadi dengannya hingga dia bisa seperti ini.

From Teacher to WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang