"Kamu takkan pernah tau rasanya mencintai dalam rasa benci"
Selamat membaca
,,,_________________________,,,Shani POV
"Gila ga kalo aku meluk kamu sekarang juga?" ucap Gracia yang jujur membuatku terkejut.
Setelah perdebatan panjang yang panas dengan tanpa rasa bersalah dia ingin memelukku?
Srettt ..
Dia langsung menarikku, dia memelukku untuk pertama kalinya setelah sekian lama aku tak merasakan pelukan hangatnya yang tulus.
Kini aku merasakan ketulusan itu lagi, ketulusan yang sebelumnya menghilang entah kemana.
Aku tau jika dia telah menyakitiku, tapi mengapa hanya untuk membencinya saja terlalu sulit?
Kesalahannya yang terakhir begitu fatal, bahkan hatiku saja rasanya masih begitu sakit.
Aku membencinya namun seolah tak terlihat, rasa cintaku berada dalam rasa benciku sendiri.
"Mari kita kembali menjadi orang baru, lupakan jika aku dan kamu pernah saling mencintai. Itukan yang selama ini kamu mau?" ujarku yang membuat pelukannya langsung terlepas.
Dia menatapku dalam, sangat dalam dengan kening yang mulai berkerut.
"Dan kamu ga perlu ngerasa bersalah karna udah ngatain aku, aku gapapa, itu udah konsekuensi yang harus aku dapetin ketika kita bertengkar begitu hebat, aku tau emosi kamu udah ga bisa ke kontrol lagi Gee"
"Aku emang gabisa ngejelasin gimana sakitnya waktu kamu ngomong gitu, yang harus kamu tau setelah kamu ngucapin dua kata itu aku udah gabisa apa-apa lagi, bahkan untuk maafin kamu lagi aja rasanya sulit banget"
"Tapi aku cuman manusia Gee, Tuhan aja maha pemaaf kenapa aku engga?aku udah memaafkan semuanya Gee!yang jelas aku ga akan pernah lupa sama kejadian itu!AKU GA AKAN PERNAH BISA LUPA DUA KATA ITU!" kataku penuh dengan penekanan di akhir kalimat.
"Itu artinya kamu gabisa maafin aku Shan" balasnya.
"Aku bisa memaafkan tapi ga akan pernah bisa untuk melupakan, itu dua hal yang berbeda Shania Gracia!" jawabku tak mau kalah dengan tatapan tajam.
"Kalo cuman maaf yang kamu mau, aku pastiin kamu udah dapetin itu" ucapku.
Dia memejamkan matanya sesaat, menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan.
"Apa terlambat kalo aku ngejelasin semuanya sekarang?kamu mau dengerin semua penjelasan aku?apa yang ngebuat aku sampe ninggalin kamu?apa yang ngebuat aku bisa seemosi itu sampe harus ngatain kamu" ujarnya.
Aku tersenyum kecut lalu tertawa sarkas.
Tawa yang sejujurnya hanya untuk menutupi betapa sakitnya perasaanku saat ini.
"Apapun alasan kamu aku tau itu juga nyakitin kamu, apapun alasan kamu ga seharusnya kamu jauh lebih nyakitin aku dengan ngatain aku Gee"
"Aku tau aku salah, aku tau kamu udah ga cinta lagi sama aku tapi bisa gasih sedikit aja kamu ngehargain perasaan aku?aku bertahan sejauh itu karna aku sayang sama kamu tapi kamu dengan gampangannya ngatain aku cuman karna kamu emosi?"
"Kamu ngatain aku Gee, kamu sadar ga sih?sadar ga kalo yang kamu katain itu aku????hah? gimana rasanya dikatain sama orang yang pernah jadi bagian dari hidup kita?kamu pernah ga dikatain sama orang lain?rasanya sakit kan?terus gimana sakitnya ketika yang ngatain itu orang yang kamu sayang Gee???gimana rasanya??kamu gatau kan??" ucapku menggebu-gebu.
KAMU SEDANG MEMBACA
From Teacher to Wife
Random"Aku menutup lembar kisahku bersamamu, kita tak akan pernah menjadi kita lagi, aku yang kini menemukan bahagiaku, begitupun kamu. Senang rasanya bisa mengenalmu, mengabadikanmu dalam kisah kita dalam cerita ini. Terimakasih, karna kepergianmu kini a...