Chapter 50

7.8K 572 55
                                    

"Jika kata maaf bisa menghilangkan luka, entah harus berapa juta kali yang harus kamu katakan untuk mengembalikan hatiku yang hancur berantakan"______Dianw.





























Hai guys aku baik-baik aja kok, makasih ya udah mau do'ain almarhumah kafani ☺️
Makasih udah nyemangatin aku lewat DM.

Aku udah bales DM kalian, aku terharu zuzur🙂 aku gatau lagi harus ngomong apa, pokoknya makasih banyak udah baik banget🙏

Dan makasih udah sabar nunggu ❤️







Aku kangen kamu kak🤍
Banget banget banget☺️
Ga kerasa ya udah berapa hari kamu pergi 🙂















Selamat membaca
,,,____________________________,,,













































Gracia POV

Aku tengah duduk bersandar pada sofa panjang yang berada di ruang tamu, meninggalkan Shani yang masih sibuk mencuci piring bekas makan kita berdua tadi.

Bukan aku yang memintanya untuk mencuci piring, mana mungkin aku menyuruhnya?
Dia sendiri yang ingin mencuci piring itu.

~~Andaikan kau tau rasa sayangku melebihi rasa sakit ini ~~

Dering ponselku membuatku sedikit terkejut.

Aku melihat siapa yang tengah menelfon, ternyata Anin yang menelfonku.

"Halo Gee, kamu hutang banyak penjelasan ke aku!" ucapnya tegas.

"Maaf ya Nin, aku belum sempet ngasih tau ke kamu soal aku dan Bu Shani, tapi makasih udah jaga rahasia aku dan ga bilang apapun ke Bu Shani soal aku dan Chelsea"

"Aku ga punya hak apapun buat ngejelasin semuanya ke Bu Shani, dan aku juga masih menghargai kamu sebagai seseorang yang dulu pernah jadi bagian dari hidup aku, sebagai orang yang pernah aku cintai" ujarnya lembut.

Aku terdiam sesaat, memikirkan kata apa lagi yang harus aku ucapkan.

"Harusnya kamu bilang ke aku dari dulu kalo perjanjian itu cuman berjalan sampai Chelsea ......"

"Sayang kamu lagi telfonan sama siapa?" suara dari Shani membuat Anin refleks menghentikan ucapannya dibalik sambungan telepon.

Aku menoleh ke arah belakang, benar saja jika Shani sudah berjalan ke arahku saat ini.

"Kayaknya kita lanjut nanti aja Ge, nanti aku ke rumah kamu setelah Bu Shani pergi yaa" ucap Anin yang langsung mematikan telfonnya.

Aku pun meletakkan ponselku diatas meja lalu tersenyum manis ke arah Shani yang sudah berdiri di hadapanku.

"Kamu telfonan sama siapa?bukan sama mantan-mantan kamu kan?" tanyanya dengan kening berkerut, dia juga mengerucut bibirnya.

"Aku telfonan sama Anin"

Dia menatapku lekat-lekat, menyelami kedua bola mataku seakan tengah mencari kebohongan disana.

"Serius?yakin tadi itu Anin?" tanyanya lagi curiga.

Aku menghembuskan nafasku lalu mengambil ponselku, memperlihatkan daftar riwayat panggilan.

"Dengerin aku ya kak, liat mata aku sekarang" pintaku sesaat setelah dia melihat ponselku.

From Teacher to WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang